The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengatakan bahwa di tahun 2020, sejumlah 2,149 petani swadaya sawit telah bergabung dengan organisasi ini dalam usaha menjadikan praktik keberlanjutan sebuah norma dalam budidaya komoditas ini di Indonesia.
RSPO telah menerima permintaan bergabung menjadi anggota dari 16 kelompok petani swadaya sawit di tahun 2020, atau kenaikan 167 persen dari tahun sebelumnya, demikian organisasi multi- pemangku kepentingan itu mengatakan di Linkedin Senin (18/1) dengan menambahkan bahwa 10 dari ke 16 kelompok ini akhirnya diterima untuk bergabung.
“Anggota baru ini secara kumulatif mewakili 2.149 petani swadaya, dengan luas lahan total 5.380,85 hektar yang tersebar di tiga provinsi – Riau, Sumatra Utara dan Kalimantan Tengah,” demikian RSPO mengatakan.
Data RSPO memperlihatkan bahwa sampai dengan bulan Oktober 2020, jumlah petani swadaya yang tersertifikasi RSPO adalah 5.914 yang tergabung dalam 29 kelompok dan mencakup luas lahan 14.909 hektar.
Anggota baru ini juga merupakan yang pertama di dunia yang menerima sertifikasi RSPO dibawah standar baru RSPO bagi petani swadaya yang baru diadopsi pada sidang umum tahunan RSPO di penghujung 2019.
Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang mengatakan bahwa petani kecil sawit merupakan pasar yang belum diolah dan melihat adanya nilai tambah bagi pasokan minyak sawit dari petani swadaya yang menguasai lahan yang jauh lebih luas dari petani plasma di Indonesia.
“Untuk membuat standar bagi petani swadaya dapat diakses oleh semua, prioritas selanjutnya dalam penanaman modal harus diarahkan kepada bagaimana menghidupkan standar ini melalui pelatihan yang terus menerus disesuaikan dan proses merangkul anggota yang bersifat aktif yang didasari atas heterogenitas petani kecil di negeri ini,” ujar Tiur.
Guntur Prabowo, Manajer program untuk petani kecil RSPO mengatakan bahwa kelompok kelompok ini mampu memperoleh sertifikasi dengan bantuan dan insentif dari para pemain pasar di mata rantai pasok.
“Prioritas kami adalah untuk menarik lebih banyak pemain pasar untuk membangun kasus bisnis yang lebih kuat bagi inklusi petani kecil melalui peningkatan dukungan dan akses pasar. Dengan membeli kredit petani kecil RSPO dan dengan mendukung program sertifikasi petani kecil di lapangan, kita dapat melihat contoh berbagi tanggung jawab yang baik,” ujarnya.
Yoyok Kuswoyo, Manajer Kelompok Tani Karya Bersama, salah satu kelompok yang baru tersertifikasi, dikutip dalam artikel yang sama sebagai mengatakan bahwa mereka mendengar mengenai RSPO dan praktek budidaya kelapa sawit berkelanjutannya dari group yang sudah suksess.
Kuswoyo berharap bahwa kelompoknya, yang belum lama terbentuk, akan juga dapat menjalankan praktik pengelolaan perkebunan yang lebih baik sementara juga menjaga saling kepercayaan diantara anggotanya. Kelompok ini telah melalui berbagai putaran pelatihan untuk dapat bergabung dengan RSPO.
“Kami melihat keuntungan dari pencatatan Tandan Buah Segar dan perencanaan pemupukan secara kolektif sebagai suatu kelompok, yang jauh lebih murah daripada menjalankannya sendiri-sendiri,” ujar Yoyok.
RSPO mengemukakan harapan bahwa lebih banyak lagi petani kecil yang akan terinspirasi oleh pencapaian kelompok kelompok yang sudah tersertifikasi.