The Palm Scribe

Swiss Hibahkan Bantuan Pembangunan $65 Juta, Termasuk Untuk Sektor Sawit Indonesia

Pemerintah Swiss telah menyediakan hibah dalam bentuk bantuan pembangunan sebesar $65 juta kepada Indonesia, termasuk untuk peningkatan keberlanjutan produksi minyak sawit di negeri ini, demikian sebuah laporan mengatakan.

Bantuan yang akan diberikan selama empat tahun dari 2021 sampai dengan 2024, difokuskan untuk mendorong “pembangunan inklusif dan berkelanjutan,” demikian Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi Swiss (SECO) mengumumkan Kamis (25/2) seperti dilaporkan oleh swissinfo.ch, unit internasional dari Swiss Broadcasting Corporation (SBC.)

“Bantuan teknis Swiss akan bekerja di area seperti pengembangan keterampilan, kerja layak, pariwisata, pembangunan perkotaan dan juga keberlanjutan, termasuk di sektor komoditas seperti sawit,”demikian pernyataan resmi SECO yang dikutip swissinfo.ch.

Pembiayaan ini akan fokus juga kepada penguatan tata pemerintahan publik di daerah perkotaan dan peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah.

Reservasi yang ada di pihak Swiss mengenai keberlanjutan dari minyak sawit Indonesia telah menghambat ratifikasi persetujuan perdagangan bebas — Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) – antara kedua negara.

Pada tanggal 7 Maret, para warga negara Swiss rencananya akan memberikan suara mereka apakah mereka menginginkan CEPA dengan Indonesia ini diteruskan, dalam sebuah referendum yang digagas kelompok bernama “Stop Palm Oil”.  

“Pemerintah Indonesia mengakui perlunya untuk menguatkan keberlanjutan lingkungan dan sosial dari produksi minyak sawit, selaras dengan komitmennya dalam CEPA. Dibawah program kerjasama yang baru, SECO akan tetap komit untuk mendukung usaha-usaha ini,” demikian pernyataan SECO itu melanjutkan.

Indonesia merupakan produsen, eksportir dan konsumen minyak sawit terbesar di dunia. Negeri ini memasok sekitar separuh dari pasokan minyak sawit dunia. Minyak sawit merupakan sumber pemasukan utama bagi Indonesia dan juga merupakan sumber hajat hidup bagi jutaan orang di Indonesia.

Baca lebih banyak tulisan oleh Didiet Nugraha.
Industri perhutanan? Kunjungi The Forest Scribe.
Share This