The Palm Scribe

Supermarket Iceland Menuai Kritik Terkait Larangan Konsumsi Kelapa Sawit

Supermarket asal Inggris, Iceland, berencana untuk menghentikan konsumsi kelapa sawit pada akhir tahun 2018. Keputusan tersebut menuai banyak kritik dari berbagai pihak sebab larangan penggunaan sawit bukan solusi tepat untuk mengurangi deforestasi atau melindungi lingkungan.

Ilustrasi

World Wildlife Fund (WWF) dalam keterangannya yang tertulis pada hari Senin (23/4) menyatakan tindakan Iceland tidak membantu perlindungan lingkungan dan nyatanya WWF mendukung adanya perkembangan bagi industri sawit. “Menghilangkan minyak sawit dari rantai produksi tidak akan memperbaiki atau melindungi lingkungan, namun pembangunan berkelanjutan industri sawit akan membawa perubahan.”

Mahendra Siregar, direktur dari Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga sudah mengirimkan sebuah surat untuk Iceland terkait keputusannya. Dalam suratnya, Mahendra mengaku tidak terkejut oleh langkah Iceland karena menganggapnya sebagai salah satu kampanye hitam bagi industri sawit Indonesia. “Saya tidak terkejut dengan angka ini mengingat kampanye Uni Eropa untuk mendiskreditkan kelapa sawit,” tulisnya dalam surat tersebut.

Hal yang sama diutarakan oleh Faces of Palm Oil, sebuah asosiasi petani sawit di Malaysia yang mengungkapkan pendapat mereka mealui sebuah video. Faces of Palm Oil menyoroti ketidakpekaan Richard Walker, seorang milyuner negara maju, terhadap peran kelapa sawit dalam pengentasan kemiskinan di negara dunia ketiga. “Richard hanya ingin memojokkan petani kecil sawit di Asia dan Africa,” tulis Faces of Palm Oil dalam videonya.

Uniknya, isu ini menarik perhatian dari Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia dalam mendukung perkembangan industri sawit, walaupun Norwegia juga sempat melakukan kampanye anti-sawit. “Bekerja sama dengan produsen sawit itu penting, tentunya untuk memastikan produksi sawit Indonesia dapat bertambah tanpa meluaskan lahan yang sudah ada,” ujar Christoffer Gronstad, ahli perubahan iklim dan kehutanan Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia.

Sebelumnya, Richard Walker selaku direktur dari supermarket Iceland menegaskan bahwa konsumsi kelapa sawit adalah penyebab utama dari deforestasi setelah kunjungannya ke Indonesia pada awal January 2018. “Minyak kelapa sawit bersertifikat ini tetap tidak mengurangi deforestasi yang ada dan tidak bisa mencegah penambahan jumlah perkebunan sawit,” ujar Richard Walker kepada BBC yang juga berpendapat bahwa peningkatan konsumsi sawit dapat merusak hutan tropis di Asia Tenggara.

Iceland mengaku berani mengambil keputusan tersebut, sebab mengklaim 85% pelanggannya menolak untuk membeli produk yang menganduk minyak sawit.

Share This