Sertifikasi petani kecil kelapa sawit melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) perlu digalakkan agar minyak kelapa sawit Indonesia dapat diterima di pasaran internasional, namun diperlukan investasi pemerintah dan dukungan perusahaan besar untuk mencapai rencana ini, seorang pejabat mengatakan pada hari Selasa (10/4).
“Hanya dengan seluruh petani kelapa sawit indonesia bersertifikat ISPO, baru kelapa sawit Indonesia akan terhormat di mata dunia,” Direktur Jendral Pertanian Bambang mengatakan terkait skema sertifikasi keberlanjutan yang sedang digalakkan pemerintah.

Namun, Ia segera menambahkan bahwa “perkebunan rakyat tanpa investasi pemerintah, dukungan perusahaan besar, saya kira kan sulit untuk tersertifikasi.”
Berbicara dalam acara penyerahan simbolis sebagian dari premi hasil penjualan minyak sawit berkelanjutan Asian Agri kepada perwakilan sekitar 30.000 petani plasma binaan perusahaan., Bambang mengatakan sertifikasi ISPO ini juga merupakan komitmen pemerintah untuk memperlihatkan bahwa industri kelapa sawit dilaksanakan dengan tata kelola baik yang berkelanjutan.
Sayangnya, Ia mengatakan bahwa sampai sekarang baru sedikit perusahaan kelapa sawit yang telah tersertifikasi oleh ISPO. Ia mengatakan bahwa ISPO baru mengeluarkan 346 sertifikat selama ini dan dari jumlah tersebut hanya empat yang atas nama perkebunan rakyat, kooperasi atau petani kecil.
“Dari sekitar 14 juta hektar lahan perkebunan, baru dua juta lebih yang sudah bersertifikasi ISPO. Total yang sudah tersertifikasi ISPO dari sisi produksi 28 persen,” ujarnya
Bambang mengatakan bahwa Kelapa Sawit Indonesia berada dalam “bahaya” karena banyak pihak tidak ingin kelapa sawit ini tumbuh berkembang. Mereka menggunakan berbagai dalih untuk menyerang kelapa sawit, termasuk dengan mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan, memacu deforestasi, melanggar hak social maupun hak azasi manusia , banyak menimbulkan konflik dan sebagainya.
“Padahal disaat energi fosil sudah akan habis, maka tanaman yang paling efisien dalam menghasilkan energy adalah kelapa sawit. Seharusnya semua melindunginya” ujar Bambang. Ia mengatakan bahwa terpaan in dikarenakan para pembeli minyak kelapa sawit menginginkan untuk dapat memperoleh produk minyak kelapa sawit dengan lebih murah.
“Jadi sampai kapanpun dan sebaik apapun pengelolaan kelapa sawit Indonesia, saya kira kita tak akan lepas dari terpaan buruk terhadap kelapa sawit kita,” tambahnya.
Bambang mengatakan bahwa Indonesia seharusnya terus membenahi sektor kelapa sawit, sehingga apapun tuduhan yang dilontarkan, tidak akan terbukti.
“Ditengah-tengah terpaan terhadap industri kelapa sawit, saya minta dukungan, mari kita perkuat kelapa sawit Indonesia untuk kejayaan Indonesia,” Ia berseru.
Ia mengatakan pemerintah sedang giat menghimpun dana dari sawit untuk sawit melalui penarikan dana untuk Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit, menertibkan status perkebunan, serta sedang giat mendorong peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat sebagai bagian dari peningkatan produktivitas kebun mereka.
Ia menghimbau pemerintah daerah, dan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menggunakan peremajaan ini guna memperbaiki perkelapa sawitan Indonesia secara nasional.
“Kita saatnya untuk benahi petani kita, kata kuncinya bangun perkebunan rakyatnya. Kelembagaan petani kita belum berfungsi dengan baik, dan inilah mengapa dalam berbagai aktivitas, usaha perkebunan rakyat belum dapat dilaksanakan secara efisien,” ujar Bambang.