Foto: AFP
BANGKOK – Kelompok pegiat lingkungan Sawit Watch menghimbau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk mendorong anggotanya yang memiliki konsesi di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang sama untuk berhimpun dalam suatu forum untuk dapat mengkoordinasikan perlindungan dan pelestarian kawasan tersebut serta mencegah kebakaran dengan lebih baik.
“Kami berharap kedepan perlu dibentuknya sebuah forum di dalam sebuah KHG. Melalui forum ini diharapkan dapat menjadi ruang kolaboratif para pihak dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan kawasan gambut dalam satu KHG secara bersama-sama,” ujar Inda Fatinaware, Direktur Eksekutif Sawit Watch.
Dalam sebuah pertemuan di sela-sela RT17 Mengenai Kelapa Sawit Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh RSPO di Bangkok, Inda mengatakan bahwa penelitian organisasinya memperlihatkan bahwa beberapa anggota RSPO di Sumatra dan Kalimantan memiliki konsesi di kawasan gambut yang juga terbakar.
Ia mencontohkan sebuah perusahan yang diidentifikasi sebagai PT DIL yang mengoperasikan konsesi di KHG Sungai Rumpit-Sungai Rawas, dimana kebakaran hampir setiap tahunnya terjadi.
“Konsesi perkebunan sawit anggota RSPO tersebut yang berada di lahan gambut, terindikasi mengalami kebakaran pada September dan Oktober 2019, dan hampir setiap tahun mengalami kebakaran sejak tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa air di lahan gambut PT. DIL tidak dikelola dengan baik, sehingga lahan gambut yang berada di PT. DIL sudah menjadi kering” ujar Inda.
Ia mengatakan Perlunya pendekatan bentang alam melengkapi dalam pencegahan dan kebakaran hutan dan lahan berupa kesatuan hidrologis gambut. Ia juga menambahkan bahwa pada dasarnya inti dari pendekatan bentang alam adalah integrasi dan adaptasi untuk menemukan solusi bersama.
“Akan lebih baik jika RSPO mengonsolidasi perusahaan-perusahaan yang berada dalam satu KHG untuk saling berkoordinasi sehingga peran RSPO menjadi sangat penting, sehingga terbentuk Forum KHG untuk saling berbagi tentang tantangan dan masalah dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan,” tambah Inda.
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan tahun ini menurut Sawit Watch merupakan yang terparah dalam beberapa tahun belakangan ini. Kebakaran ini telah menimbulkan asap yang kemudian menyelimuti beberapa kawasan di Indonesia maupun di negera jiran seperti Singapur dan Malaysia.
Sawit Watch mengatakan bahwa tahun ini, kebakaran ditemukan terjadi di konsesi 19 anggota RSPO yang tersebar di 17 KHG. Kelompok ini juga menyebutkan bahwa data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperlihatkan bahwa kebakaran di Kalimantan dan Sumatra telah menimbulkan 915.516 penderita penyakit saluran pernapasan akut.
Clark Bek-Nielsen, Ketua Bersama RSPO, mengatakan dalam kesempatan terpisah beberapa saat sebelumnya bahwa sekitar 70.000 kebakaran telah terdeteksi pada musim kering tahun ini di Indonesia dan yang berasal dari konsesi anggota RSPO tidak sampai 0.5 persen.
“Hal ini tidak berarti bahwa mereka sengaja menimbulkan keabakaran, kebakaran itu bisa saja menjalar dari tempat lain, atau disebabkan oleh petir,” ujar Bek-Nielsen dengan menambahkan bahwa perubahan iklim juga menjadi faktor yang dapat ikut menyumbang kepada terjadinya kebakaran.