The Jakarta Post, 20 Juli 2018
Minyak kelapa sawit yang berasal dari kawasan hutan yang ditebang secara ilegal di Indonesia telah mengalir ke perusahaan consumer goods ternama meskipun mereka berkomitmen untuk menghentikan pembelian minyak yang tidak berkelanjutan, sebagaimana ditulis dalam laporan yang diterbitkan baru-baru ini. Perusahaan minyak sawit Royal Golden Eagle (RGE), Wilmar, Musim Mas Group dan Golden Agri-Resources menjual minyak dari 21 pabrik yang tercemar ke lebih dari belasan merek global termasuk Nestle dan Unilever, berdasarkan laporan dari Eyes on the Forest (EoF), sebuah koalisi organisasi non-pemerintah bidang lingkungan termasuk World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia. Nestle mengatakan dalam email bahwa perusahaan tersebut berkomitmen untuk menanggulangi deforestasi. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan perusahaan itu bekerja dengan mitra-mitranya untuk mengubah industri minyak sawit hingga ke rantai pasokan. Unilever mengatakan melalui email bahwa ia secara terbuka mengungkapkan rincian dari pemasok dan pabrik dan berkomitmen untuk meningkatkan ketertelusuran dalam rantai pasokan minyak sawit dan bekerja dengan pemasok dan mitranya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sinar Mas Agribusiness and Food, anak perusahaan dari Golden Agri, Downstream Sustainbalily Head Daniel A. Prakarsa mengatakan perusahaan mengklaim 39% dari outputnya dapat dilacak sepenuhnya, dan menargetkan penelusuran penuh dari 427 pabrik pemasoknya pada tahun 2020. Kebijakan ini bertujuan membantu pemasok untuk mematuhinya. Bukan hanya mengatakan “ini adalah standar kami, anda harus patuh, jika tidak, perusahaan akan berhenti membeli”, katanya.