Bisnis Indonesia, 6 November 2018
Pemerintah akan memperjuangkan posisi tawar minyak sawit Indonesia dari kompetitornya, Malaysia, dalam pertemuan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) pada Kamis (1 November). Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan posisi Indonesia kalah jauh dari negeri jiran ketika memasuki perdagangan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) global karena keeratan hubungan Malaysia dengan India, selaku negara pengimpor CPO dominan. Airlangga menjelaskan, Malaysia menghapuskan bea keluar (BK) untuk ekspor CPO, sedangkan India memberikan fasilitas early harvest kepada Malaysia. Alhasil, harga CPO Malaysia lebih murah dibandingkan dengan Indonesia.
Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia akan mendorong Malaysia untuk menerapkan penggunaan biodiesel 10% (B10) dan bahkan mengikuti Indonesia mengaplikasikan penggunaan biodiesel 20% (B20).