Bisnis Indonesia, 1 November 2018
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan penerapan mandatori B20 di dalam negeri memang cukup baik untuk mengurangi kelebihan pasokan CPO internasional. Namun, kebijakan itu belum terlalu menolong industry kelapa sawit domestik secara keseluruhan. Dukungan dari luar negeri sangat dibutuhkan karena harga CPO dunia yang masih terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Bank Dunia harga komoditas tersebut pada Rabu (31 Oktober) berada pada posisi $529 per ton. Indonesia harus terus mengajak Malaysia meningkatkan konsumsi CPO domestiknya dengan mempercepat penggunaan B20. Ahmad juga meminta agar Indonesia terus melobi India untuk menurunkan bea masuk (BM) CPO Indonesia. Indonesia juga perlu mengimbangi kampanye negatif Uni Eropa (UE), lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang kepada “Bisnis” mengatakan bahwa Indonesia selama ini terus berupaya mendorong Malaysia untuk meningkatkan kadar penggunaan CPO dalam biodieselnya. Namun, sampai saat ini belum ada gerakan yang signifikan dari negara tersebut, ujarnya. Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono masih optimis mandatori biodiesel B20 mampu mengangkat harga CPO di pasar dunia. Untuk itu dia mengaku tengah berupaya agar pelaksanaan mandatori tersebut berjalan 100%.