The Palm Scribe

Produsen Nutella Komit Memonitor Rantai Pasok Sawitnya dengan Satelit

Ferrero, perusahaan Italia yang memproduksi selai hazelnut terkenal Nutella, telah berkomitmen untuk menggunakan layanan monitoring dan verifikasi berbasis satelit untuk mengawasi perubahan tutupan lahan dan gangguan pada tutupan hutan untuk memastikan rantai pasok sawitnya bebas dari deforestasi.

“Ferrero sepenuhnya terlibat dalam mengamankan rantai pasok minyak sawit yang bebas dari deforestasi dan eksploitasi, dan kami terus berdedikasi untuk menemukan solusi-solusi inovatif yang dapat mendukung komitmen ini,” Marco Gonçalves, yang Mengepalai Pengadaan dan Perusahaan Hazelnut Ferrero mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis yang diunggah pada laman resmi perusahaan.

“Starling menawarkan teknologi canggih yang memungkinkan kami untuk secara terpercaya memonitor potensi perubahan penggunaan lahan di seluruh rantai pasok kami, dan ini memungkinkan kami untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” imbuhnya.

Data yang dihasilkan Starling, sebuah layanan yang dioperasikan oleh Yayasan Earthworm dan Airbus dan yang menggunakan kombinasi citra satelit dan keahlian lapangan untuk memonitor perubahan tutupan lahan dan gangguan pada tutupan hutan, akan memungkinkan Ferrero untuk mengidentifikasi keluhan-keluhan pada rantai pasoknya serta mendorong perubahan positif di lapangan.

Gonçalves mengatakan ia percaya penggunaan Starling pada seluruh pemasok sawitnya akan mendukung komitmen perusahaan untuk tidak mentolerir deforestasi. “Kami terus komit memperoleh minyak sawit yang bersertifikat RSPO yang 100 persen tersegregasi (SG) dan yang tertelusuri sampai perkebunan dan kami yakin alat verifikasi ini akan memperkuat usaha kami untuk memastikan  rantai pasok minyak sawit yang berkelanjutan.”

Ia merujuk kepada model rantai pasok tersegregasi yang memastikan bahwa produk sawit bersertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diterima pengguna datang dari pabrik kelapa sawit yang bersertifikasi Identity Preserved (IP).

“Ferrero merupakan salah satu perusahan pertama yang mengadopsi monitoring dengan satelit untuk keseluruhan rantai pasoknya, mempercepat komitmen No-Deforestasinya dan memperlihatkan standar yang baru dalam transparansi dan akuntabilitas untuk industri ini,” demikian CEO Yayasan Earthworm, Bastien Sachet, mengatakan dalam pernyataan tertulis yang sama.

Sachet mengatakan bahwa deforestasi merupakan tantangan global, sebuah tanggung jawab bersama bagi semua pemain dalam rantai pasok berbasis komoditas.  

“Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat menangani deforestasi sendirian. Untuk mempercepat perjuangan melawan deforestasi, lebih banyak bisnis harus mendukung komitmen mereka dengan monitoring, verifikasi dan tindakan yang ditargetkan yang konsisten. Dedikasi kolektif dan tindakan terkoordinasi mereka merupakan kunci transformasi yang berhasil,” ujarnya.

François Lombard, Direktur Bisnis Intelligence Airbus Defence and Space, menambahkan bahwa “untuk menyediakan monitoring deforestasi yang global dan tepat, pada tingkat skala dan frekuensi yang tepat, kami mengembangkan solusi yang sangat maju, yang mengkombinasikan pengamatan bumi dengan pencitraan satelit yang terbaik dengan analitik tutupan lahan berbasis AI kami.”

Ia mengatakan Starling dapat menjamin layanan monitoring yang unik, terpercaya serta berdampak dalam verifikasi dan secara aktif mendukung komitmen non-deforestasi.

Ferrero mulai bekerja sama dengan Yayasan Earthworm tahun 2013 untuk mendorong usaha perusahaan di area kelapa sawit berkelanjutan. Setelah berhasil mencapai 100 persen ketertelusuran sampai ke perkebunan sawitnya di tahun 2016, perusahaan mulai memastikan bahwa prinsip-prinsip perlindungan hutan seperti tertera dalam Piagam Kelapa Sawit Ferrero, ditaati oleh produsen sawit di rantai pasoknya.

Pada tahun yang sama, Ferrero memulai pilot project Starling yang terfokus pada beberapa perkebunan sawit terpilih dalam rantai pasoknya di semenanjung Malaysia, Sabah dan Indonesia, dan membuktikan kemumpunian teknologi ini.

Dengan berdasarkan kepada apa yang diperolehnya dari pilot project ini, Ferrero kemudian mengembangkan proyek ini lebih lanjut untuk mengoptimalkan keterlibatannya dengan para pemasoknya. Tujuannya adalah untuk memeriksa ketaatan dan akses kepada tindakan-tindakan transformative, sementara juga menghormati hak para petani kecil untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Baca lebih banyak tulisan oleh Bhimanto Suwastoyo.
Industri perhutanan? Kunjungi The Forest Scribe.
Share This