
Perusahaan Swedia-Denmark produsen minyak dan lemak nabati, AAK AB (publ.) telah memperkuat realisasi komitmen keberlanjutannya dengan kemitraannya bersama dua perusahaan teknologi keberlanjutan terkemuka — Earthqualizer dan Satelligence —dalam penyediaan data satelit beresolusi tinggi yang memungkinkan deteksi dini terjadinya deforestasi dalam rantai pasok minyak sawitnya dan pengambilan tindakan segera.
“Teknologi monitoring baru yang inovatif ini merupakan bagian penting dari strategi keberlanjutan AAK dan pada tahun 2025, tujuan kami adalah mencapai 100 persen dari minyak sawit yang kami beli harus 100 persen terverifikasi bebas dari deforestasi,” AAK Group Presiden Direktur dan CEO Johan Westman, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman resmi perusahaan.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa kemitraan dengan kedua perusahaan tersebut memungkingkan monitoring rantai pasok global perusahaan dengan tingkat ketepatan tinggi dan real time.
“Sebagai salah satu pendiri RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), ambisi AAK adalah untuk memainkan peran utama dalam mentransformasikan industri kelapa sawit kearah keberlanjutan. Dengan berinvestasi dalam kemitraan ini, kami akan berkontribusi kepada verifikasi dan visibilitas penuh bahwa rantai pasok kami bebas dari deforestasi,” imbuh Johan.
Earthqualizer menggunakan alat tata kelola risiko yang kredibel an diakui secara luas yang dapat memonitor kepatuhan pada kebijakan No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) diantara pabrik penyulingan minyak sawit, pabrik minyak sawit dan perkebunan, Alat ini sangat efektif karena cakupannya termasuk memeriksa kepemilikan perusahaan oleh perusahaan induknya.
Satelligence membantu perusahaan-perusahaan untuk mencapai pengadaan dan produksi minyak sawit, kakao, kopi, kedelai dan komoditas lainnya yang bebas dari deforestasi. Dengan mengembangkan intelegensi buatan, teknologi satelit dan data rantai pasok perusahaan ini menawarkan wawasan harian mengenai kinerja global dari produksi pertanian serta resiko mata rantai pasok. Satelligence memetakan dan memonitor hutan, daerah penanaman kelapa sawit, deforestasi serta dampak kebakaran.
“Dengan wawasan yang diperoleh dari monitoring satelit serta data kepatuhan dari penilaian resiko, kami akan dapat mengidentifikasi resiko deforestasi serta konversi lahan gambut dengan lebih cepat sehingga kami dapat melibatkan diri dengan pemasok untuk mengambil tindakan yang sesuai dan dengan demikian menghasilkan kemajuan yang terukur ke arah komitmen kami,’ demikian Anne Mette Olesen, Kepala Strategi dan Keberlanjutan AAK dalam pernyataan tertulis yang sama.
Anne mengatakan bahwa kedua sistem tersebut menjangkau seluruh rantai pasok global perusahaan untuk minyak sawit dan ia menambahkan bahwa perusahaan “sudah melihat keuntungan dari kegiatan monitoring kami.” Ia tidak merinci lebih lanjut.
Sebagai perusahaan yang terdaftar pada Nasdaq Stockholm, AAK mengkhususkan diri dalam minyak nabati yang merupakan bahan peningkat nilai tambah pada berbagai produk. Dengan bermarkas di Malmo, Swedia, AAK memiliki 25 kantor pemasaran regional, 15 pusat inovasi pelanggan serta lebih dari 10 fasilitas produksi.