
Berikut ini adalah terjemahan tidak resmi dari pernyataan Dewan Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit, yang dikirimkan kepada The Palm Scribe:
Diposting pada 7 Mei, 2020
Dewan negara produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) telah mengirimkan surat sanggahan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyusul penerbitan dan penyebaran edaran infografis berjudul “Usulan nutrisi untuk orang dewasa selama COVID-19.”
Surat tersebut menyebutkan fakta-fakta berikut ini, yang kesemuanya sudah terverifikasi dan telah didiskusikan secara mendalam di kalangan ahli gizi selama bertahun tahun.
1. Walaupun mengandung konten lemak jenuh yang tinggi, minyak kelapa sawit merupakan sumber minyak goreng yang paling banyak digunakan di dunia. Minyak kelapa sawit aman untuk dikonsumsi karena ia memiliki susunan berbagai asam lemak dan telah dikonfirmasikan oleh berbagai penelitian ilmiah secara global.
2. Minyak goreng dari kelapa sawit diperoleh dari olein, sebuah bagian cair dari minyak kelapa sawit mentah (CPO), yang diproduksi melalui serangkaian proses Refining, Bleach, Deodorization (RDB) dan karenanya sering disebut sebagai RDB palm olein, dan memenuhi standar HACCP.
3. RBD palm olein , atau minyak goreng di pasaran, memiliki kadar lemak jenuh yang lebih rendah dari CPO yang tidak diproses. Karenanya, ketika dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang berimbang, RDB palm olein tidak memiliki resiko inkremental untuk penyakit kardiovaskuler.
4. Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa RDB palm olein memiliki dampak positif bagi pencegahan penyakit kardiovaskuler. Karena konsentrasi tinggi dari asam oleatnya, RDB palm olein dapat menurunkan lipoprotein dengan densitas rendah dan juga tingkat kolesterol dalam darah. Berbagai studi juga telah menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit sama dengan minyak nabati tidak jenuh (minyak kedelai, canola, zaitun dan bunga matahari) dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap lipid dalam darah,
5.Sebuah keuntungan lainnya, minyak kelapa sawit merupakan sumber tocotrienol, sejenis vitamin E, yang sangat baik. Antioksidan ini melindungi sel dan dapat menurunkan resiko beberapa problem kesehatan seperti penyakit jantung dan kanker.
6. Rekomendasi mengenai lemak jenuh yang dikeluarkan kebanyakan badan kesehatan di seluruh dunia adalah untuk memeriksa konsumsi anda dan bukan menghidarinya sama sekali. Infografik WHO karenanya menyesatkan dan tidak layak karena minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
Mengingat fakta-fakta diatas, CPOPC sangat percaya bahwa minyak kelapa sawit seharusnya tidak dimasukkan secara semena-mena ke dalam daftar makanan yang harus dibatasi selama COVID-19. Kebalikannya dari asumsi yang salah ini, minyak kelapa sawit sebenarnya memiliki banyak keuntungan kesehatan bagi orang dewasa. Karena kita semua sedang bersama-sama menghadapi pandemi COVID-19 yang terbesar di dunia ini, WHO sebaiknya menghindari memberikan saran mengenai penyakit tak menular dengan risiko yang relatif rendah. Karenanya, CPOPC ingin meminta WHO untuk merevisi pernyataan tersebut dengan disertai penjelasan.
Sebagai tambahan, perwakilan WHO untuk kawasan Mediterania Timur telah mengkonfirmasi penerimaan surat sanggahan CPOPC ini.