Perusahaan makanan dan minuman terbesar kedua didunia, PepsiCo, memperbaharui komitmennya untuk mendorong produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan, termasuk dengan hanya membeli kelapa sawit yang tidak menimbulkan deforestasi, tidak dikembangkan di lahan gambut dan tidak mengeksploitasi hak masyarakat adat, pekerja maupun komunitas setempat.
“PepsiCo memiliki komitmen untuk menggunakan perannya dalam mata rantai pasok dunia, untuk mendorong produksi yang berkelanjutan. Kami berusaha hanya akan membeli kelapa sawit berkelanjutan sementara membantu meningkatkan standar produksi di sektor kelapa sawit umumnya,” demikian Dave Yawman, Wakil Presiden Eksekutif untuk Urusan dengan Pemerintah, Penasehat Umum dan Sekretaris Korporasi, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis yang diunggah perusahaan pada bulan ini.
Dalam apendiks pada pernyataan yang ditujukan untuk memperkenalkan pembaharuan komitmen perusahaan ini, PepsiCo mengatakan bertujuan untuk dapat 100 persen menelusuri kelapa sawitnya sampai pada pabrik kelapa sawit dan perkebunan pada akhir tahun 2020. Perusahaan juga berambisi untuk 100 persen hanya membeli minyak kelapa sawit yang secara fisik tersertifikasi oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada akhir 2020.
Perusahaan juga mengatakan bahwa ia sepenuhnya mendukung RSPO sebagai standar kelapa sawit berkelanjutan terdepan di dunia dan menambahkan akan terus meminta para pemasok langsungnya untuk menjadi anggota organisasi ini.
Dalam pernyataannya, Yawman mengatakan bahwa PepsiCo percaya bahwa berkelakuan secara etis dan bertanggung jawab bukan saja hal yang tepat untuk dilakukan tetapi juga merupakan pilihan tepat bagi usahanya.
“Ketika kami berusaha memperluas keuntungan dari kelapa sawit berkelanjutan sementara bekerja untuk mengatasi hal buruk yang mungkin telah terjadi, adalah penting untuk menangani standar-standar sepanjang mata rantai pasok kami sendiri sementara menangani isu-isu sistemik dengan bermitra dengan pihak lainnya… sehingga standar lingkungan yang tinggi menjadi sebuah norma dan hak-hak manusia dihormati,” ujar Yawman dalam menerangkan Kebijakan Global perusahaan mengenai Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Kebijakan global tersebut, menurutnya, mencakup antara lain, komitmen kepada tidak ada deforestasi, tak ada pengembangan di lahan gambut dan tak ada eksploitasi hak-hak masyarakat adat, pekerja dan komunitas setempat (NDPE).
“Hal ini berlaku bagi semua minyak sawit maupun minyak kernel sawit yang kami gunakan secara global dan mencakup keseluruhan mata rantai pasok, dari pemasok langsung, sampai ke sumber-sumber produksi pada tingkat grup, yang berarti bahwa NDPE harus diterapkan diseluruh operasi dan rantai pasok pihak ketiga, dan tidak hanya terbatas kepada kelapa sawit yang dijual kepada PepsiCo,” ujar Yawman.
Menurutnya, perusahaan akan terus secara aktif menilai resiko ketidakpatuhan pemasok minyak kelapa sawitnya baik perusahaan maupun negara produsen, kepada kebijakan NDPE, termasuk pelaksanaan verifikasi independen terhadap ketaatan pada NDPE, seperti dengan menggunakan pemantauan dengan satelit untuk melihat deforestasi dan pembukaan lahan gambut serta penilaian resiko sosial, dalam mata rantai pasok.
Baca juga: LSM Minta Peningkatan Akuntabilitas Sistem Perijinan Perkebunan, Pencegahan Korupsi
PepsiCo percaya bahwa kelapa sawit merupakan tanaman pangan yang penting, yang mempekerjakan jutaan orang, menjadi sumber penghidupan bagi petani, menyumbang kepada pembangungan ekonomi dan juga membutuhkan lahan lebih sedikit untuk menghasilkan minyak yang lebih banyak, dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya. Namun ekspansi perkebunan kelapa sawit yang cepat juga telah menimbulkan deforestasi dan alih fungsi lahan gambut, dan keduanya berdampak kepada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya.
Produksi minyak kelapa sawit juga telah menimbulkan berbagai kekhawatiran serius berkaitan dengan pelanggaran hak-hak manusia dan eksploitasi masyarakat adat, pekerja dan komunitas setempat, PepsiCo mengatakan.
Untuk mencapai visi jangka panjangnya mengenai industri kelapa sawit yang bekelanjutan serta memenuhi komitmen NDPEnya, PepsiCo ingin mendorong transparansi yang lebih luas dalam mata rantai pasoknya sementara juga secara proaktif menilai resiko ketidak patuhan yang ada, serta mengambil tindakan untuk mengatasinya.
PepsiCo, menurut Yawman, akan terus mengikutsertakan industri dan pemangku kepentingan eksternalnya untuk mendorong pemahaman bersama tentang peran verifikasi NDPE yang independen dan bagaimana ia dapat distrukturisasi dan diterapkan prakteknya, termasuk dalam mata rantai PepsiCo dan di industri secara umumnya.
Ia mengatakan PepsiCo juga secara konsisten akan terus mendorong dialog dan kolaborasi dengan perangkat pemangku kepentingan yang luas, termasuk komunitas yang terdampak, pekerja, pemasok, sesama perusahaan, organisasi madani, pemerintah dan yang lainnya, termasuk RSPO.
Perusahaan juga mendukung inklusi petani kecil kedalam mata rantai pasok kelapa sawit dan juga bahwa produksi minyak kelapa sawit harus sesuai dengan prinsip-prinsip Bisnis dan Hak-hak Azasi Manusia Perkumpulan Bangsa-Bangsa, menaati Undang Undang Interansional mengenai Hak hak Azasi manusia dan Deklarasi Organisasi Buruh Internasional mengani Prinsip-prinsip Dasar dan Hak-Hak dalam Pekerjaan.