Pemerintah kini sedang menguji penggunaan kandungan B20 sebesar 20% dengan diesel untuk lokomotif PT Kereta Api Indonesia dan diharapkan pada bulan Agustus nanti akan dapat mengeluarkan rekomendasi mengenai apakah penggunaan bahan bakar ini dapat diteruskan, seorang pejabat Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pada hari Selasa (22/5).

Dadan Kusdiana, staf ahli pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan dalam sebuah SMS kepada The Palm Scribe bahwa uji coba ini sudah berjalan mulai 10 Februari 2018 dan akan berjalan selama enam bulan, sampai bulan Augustus.
“Hasil (uji coba) ini akan menjadikan rekomendasi ke pemerintah dan juga engine makers, GE (General Electrics) dan EDM (Electro Motive Diesel), untuk penggunaan B20,” demikian Kusdiana, yang juga kepala Tim Teknis Studi dan Pengujian B20 di PT Kereta Api Indonesia, mengatakan dalam SMSnya.
Ia juga menambahkan bahwa perlu ad endorsement dari pembuat mesin lokomotive–GE dan EMD–, agar B20 ini dapat digunakan nantinya.
Kusdiana, sebelumnya dikutip oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam laman resminya, megatakan bahwa uji coba penggunaan campuran biodiesel 20 persent bagi lokomotif kereta milik PT KAI yang sudah berjalan tiga bulan ini, menunjukkan hasil positif.
“Selama tiga bulan ini belum ada masalah, baik dari performa engine maupun dari B-20 itu sendiri,” ungkap Kusdiana.
“Masih ada waktu tiga bulan lagi untuk memastikan apakah B-20 dapat bekerja maksimal pada mesin kereta api milik PT KAI atau tidak,” ujarnya.,
B20 ini di uki pada dua jenis lokomotif yang dimiliki PT KAI, yaitu lokomotif EMD dan GE. Lokomotif ini digunakan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batu bara antara Tanjung Enim dan Palembang, rute yang berjarak 800 kilometers dan memakan waktu temputh sekitar 2,2 hari. Unggahan ini mengatakan bahwa kereta pengangkut batu bara ini dipilih untuk uji coba karena beban yang ditariknya besar sekali dan jarak tempuhnya panjang.
“Untuk menguji B-20, berbagai tahapan telah dilakukan, diantaranya pengambilan sampel bahan bakar diesel, uji performa lokomotif yang diuji dengan menempuh jarak sejauh 23.000 km atau 1.620 jam untuk Lokomotif jenis GE dan 27.000 km atau 1.770 jam untuk mesin jenis EMD,” ujar Kusdiana.
Ia mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan penggunaan biodiesel di berbagai sektor, termasuk di sektor transportasi.
Pada awalnya, pemerintah menerapkan penggunaan biodiesel di sektor pembangkit listrik tetapi kemudian memperluasnya kepada sektor pertambangan dan transportasi.
Campuran biodiesel yang awalnya ditetapkan bagi kereta api adalah lima persen, kemudian ditingkatkan menjadi 20 persent. Biodiesel dibuat dari kelapa sawit di Indonesia.