Seorang eksekutif senior dari Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan bahwa sudah waktunya bagi pemerintah untuk memusatkan perhatiannya pada masalah perkebunan, dan iapun membeberkan empat langkah yang dapat diambil untuk memperkuat industri kelapa sawit nasional.

Direktur Eksekutif GAPKI Danang Girindrawardana, dikutip dalam sebuah laporan yang diunggah pada laman resmi GAPKI sebagai mengatakan bahwa sudah waktunya kini bagi pemerintah untuk membicarakan masalah perkebunan dan”bukan lagi membicarakan manufaktur, perbankan dan sebagainya.”
Ia mengatakan bahwa pemeriintah perlu memberikan perhatiannya agar tantangan yang dihadapi sektor sawit Indonesia segera dapat diatasi. Sektor kelapa sawit, menurutnya, kini sedang menghadapi empat tantangan utama, yaitu tantangan keverlanjutan, jurang produktivitas, pengelolaan petani kecil dan tantangan mengembangkan industri hilirnya.
Girindrawardana dalam laporan tersebut dikutip mengatakan kepada harian Republika bahwa ada empat langkah yang perlu diambil pemerintah untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor kelapa sawit nasional.
Menurutnya, yang pertama adalah menyeimbangkan kebijakan keberlanjutan pada tiga komponen — manusia, keuntungan dan planet (People, Profit and Planet) . Ia mengatakan bahwa isu keberlanjutan saat ini mengankat lingkungan hidup dan bukan mengutamakan manusianya. Manusia dan perekonomiannya juga perlu diperhatikan untuk menjaga keberlangungan lingkungannya.“Kita tidak boleh memikirkan negara sebagai sebuah hutan tapi masyarakatnya miskin,” serunya. Menanggapi tuduhan deforestasi yang banyak diarahkan kepada Indonesia, Girindrawardana mengatakan bahwa tutupan hutan Indonesia masih menapai 52 percent, jauh legih besar dari di Inggris yang hanya 13 persen atau di Perancis yang sebesar 31 persent.
Langkah kedua adalah meningkatkan produktivitas petani sawit dan perkebunan swasta besar sedangkan ketiga adalah intervensi kebijakan pada pengelolaan petani kecil kelapa sawit. Langkah keempat adalah menyusun kebijakan insentif pada industri hilir.
“Hanya butuh satu suntikan kebijakan untuk sawit ini,” ujarnya, dengan menjelaskan bahwa keempat langkah tersebut seharusnya bisa dikemas sedemikan rupa dan munul pada paket kebijakan ekonomi khusus yang berikutnya, paket yang ke 17.