
Perusahaan Kelapa Sawit Musim Mas yang berbasis di Singapura menempati posisi teratas dalam hal ketertelusuran dan transparansi kebijakan perusahaan untuk produksi minyak kelapa sawit di tahun 2018 menurut sistem peringkat Green Cats 2018.
Laporan Green Cats Update 2018 ini diterbitkan oleh Forest Heroes, organisasi yang berpusat di Washington, yang secara berkala menilai berbagai upaya yang dilakukan perusahaan komoditas dalam mengikuti standar dan kebijakan deforestasi, termasuk di sektor minyak kelapa sawit di seluruh dunia.
Dalam laporan tersebut, Musim Mas menempati peringkat teratas dengan nilai 85.5, diikuti oleh Wilmar dengan nilai 77, Daabon 76, Sime Darby 73. 5 dan Agropalma di angka 73. Forest Heroes menilai 22 perusahaan kelapa sawit terkemuka di dunia dibawah yang diberi peringkat dalam daftar “Green Tigers” dan tujuh perusahaan penghasil kedelai dalam daftar Green Jaguars.
Di laporan 2018 ini, Musim Mas naik dari posisi ke empat pada penilaian terakhir di tahun 2016 menjadi peringkat teratas. Pada tahun 2016 Musim Mas mendapatkan nilai 73.5.
“Di Musim Mas, kami mempercayai produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab, serta mampu menjawab keprihatinan dari berbagai pemangku kepentingan,” ujar Musim Mas kepada The Palm Scribe.

Peringkatan Green Cats 2018 yang diperbaharui menilai kebijakan “No Deforestation, No Peat, No Exploitation (Tanpa deforestasi, tanpa gambut, tanpa eksploitasi/NDPE) perusahaan serta pendekatan mereka pada transparansi dan ketertelusuran hasil pertanian yang sering dikaitkan dengan deforestasi, perusakan lahan gambut dan eksploitasi buruh.
“Untuk memenuhi komitmen NDPE kami, kami telah memetakan basis pasok kami dan telah meluncurkan rencana pelaksanaan yang menggabungkan pendekatan kami terhadap operasi yang langsung kami miliki dan kelola, terhadap pihak ketiga pemasok, dan terhadap petani kecil, dengan intervensi tingkat lanskap yang luas di keseluruhan sektor ini,” katanya.
Musim Mas menambahkan bahwa sejak Desember 2017, perusahaan sudah dapat menelusuri 100 persen sumber minyak sawit mentahnya (CPO) sampai ke tingkat pabrik kelapa sawit, dan menulusuri 53 persen dari pasokan CPOnya sampai ke tingkat kebun.
Green Cats menganalisa data yang dipublikasi untuk menemukan kesenjangan antara kebijakan dan implementasi (Gap data analysis); termasuk data dan kriteria yang digunakan dalam rantai pasok perusahaan yang menunjukkan ketertelusuran dari kebun sampai ke pabrik.
Data tersebut memungkinkan setiap perusahaan untuk bertanggung jawab atas dampak lingkungan dan sosial mereka, sekaligus juga menunjukkan komitmen mereka terhadap kebijakan NDPE.
Menurut Forest Heroes, sejak 2013 terdapat peningkatan jumlah perusahaan komoditas pertanian terbesar di dunia yang telah berkomitmen untuk mengatasi dampak deforestasi yang terjadi dalam rantai pasokan yang terkait dengan komoditas pertanian yang mereka hasilkan, diolah, pindahkan maupun jual.
Menurut Musim Mas, penilaian publik semacam Green Cats oleh Forest Heroes, yang melakukan audit kebijakan lingkungan dan sosial perusahaan, sekaligus juga menilai kemajuan dan dampak yang sudah ada, dapat memberikan peluang berharga untuk mengidentifikasi apa yang sudah berjalan baik maupun apa yang masih perlu ditingkatkan.
“Kami percaya bahwa perusahaan besar lain pada umumnya juga akan memperhatikan aspek-aspek ini,” kata Musim Mas.
Laporan Green Cats ini juga mengatakan bahwa 15 perusahaan teratas dalam peringkat ini memiliki nilai transparansi yang lebih tinggi daripada nilai tujuh perusahaan di peringkat terbawah. Transparansi mata rantai pasok merupakan faktor utama antara perusahaan yang memperoleh nilai yang lebih baik dengan perusahaan yang mendapatkan penilaian buruk.