The Palm Scribe

Meskipun Rugi, ANJ Mencatat Peningkatan Produksi CPO dan TBS di 2018

Austindo Nusantara Jaya (ANJ) memaparkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan sepanjang 2018 pada sesi Paparan Publik setelah sebelumnya mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, pada hari Rabu (15/5) di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama ANJ, Istini T. Siddharta, yang didampingi jajaran Direksi ANJ, mengatakan walaupun 2018 merupakan tahun penuh tantangan bagi kegiatan usaha mereka, namun sejumlah capaian lain berhasil diraih.

“2018 merupakan fase yang sulit bagi industri kelapa sawit secara global, tetapi kami mampu mempertajam strategi dan tujuan perusahaan dan menguatkan fundamental bisnis perusahaan melalui program efisiensi secara terukur,” tutur Istini.

ANJ mencatat rugi bersih sebesar USD 0,5 juta, dibandingkan dengan laba bersih senilai USD 46,5 juta di 2017, karena kombinasi harga jual rata-rata CPO yang lebih rendah pada 2018 dan keuntungan penjualan investasi tertentu pada 2017.

Pendapatan konsolidasi perusahaan mengalami penurunan sebesar 6,2 persen menjadi USD 151,7 juta terutama karena penurunan signifikan harga rata-rata CPO menjadi USD 504, atau turun 75 persen dibandingkan dengan 2017.

“Pada 2019, fokus kami adalah mengoptimalisasi produktivitas lahan perkebunan dan pabrik untuk mencapai produksi TBS dan tingkat ekstraksi yang maksimal,” kata Istini. “Prioritas lainnya adalah melanjutkan replanting di Sumatra dan Belitung dan penyelesaian pabrik kelapa sawit di Papua Barat,” tambahnya.

Total volume penjualan CPO mengalami kenaikan signifikan sebesar 17,8 persen menjadi 246.138 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Total produksi CPO meningkat sebesar 18,3 persen menjadi 248.694 ton dan total tingkat ekstraksi CPO juga naik 2 persen menjadi 21,8 persen dibandingkan pada 2017.

ANJ juga berhasil membukukan kenaikan produksi TBS sebesar 786.104 ton, atau naik 7,6 persen dibandingkan pada 2017. Produksi PK pada 2018 juga mengalami pertumbuhan sebesar 22,7 persen menjadi 54.033 ton.

Istini mengatakan ANJ juga telah menerapkan efisiensi konsumsi energi dengan mengoperasikan multi-stage turbin yang hemat energi, meningkatkan penggunaan biomassa sebagai pengganti bahan bakar solar dan menurunkan penggunaan bahan bakar di seluruh perkebunan.

Perihal Keberlanjutan dan Lingkungan

Sebagai anggota dari Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO), ANJ berkomitmen untuk melanjutkan program-program keberlanjutan yang berusaha untuk menyeimbangkan antara aspek lingkungan dan pembangunan.

“Khusus untuk provinsi Papua, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, bahwa 75 persen ditetapkan untuk konservasi dan 25 persen untuk pembangunan. Dalam hal tersebut, ANJ berusaha membuat bisnis model yang sesuai sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Fakri Karim, Direktur Keberlanjutan di ANJ.

“Disaat banyaknya pembahasan isu deforestasi, banyak yang mempertanyakan kenapa kami justru masuk ke Papua? itu karena kami mengembangkan bisnis model yang bertanggung jawab dimana keberlanjutan sangat diperhatikan. Kami percaya pada model bisnis yang dilaksanakan secara berkelanjutan,” tambah Istini.

Di area konservasi PT KAL di kabupaten Ketapang, yang menjadi habitat untuk lebih dari 150 orangutan, ANJ bersama Pemerintah daerah Kalimantan Barat dan mitra LSM seperti The Nature Conservancy, International Animal Rescue dan Tropenbos Indonesia, telah mengembangkan Kawasan Ekosistem Esensial di atas lahan 3,844 hektar yang menyatu dengan area Taman Nasional Gunung Palung.

Di Papua Barat, ANJ terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program kerja sama dengan pihak berwenang seperti program kualitas layanan kesehatan, Pendidikan Anak Usia Dini, dan pendidikan lanjutan.

Pencapaian lain yang telah diraih adalah menurunnya kasus stunting balita, perolehan izin untuk pusat pembelajaran usia dini, dan kemampuan masyarakat setempat untuk mengelola kebun sayur organik di bawah bimbingan mitra LSM.

ANJ adalah kelompok perusahaan yang kegiatan usahanya difokuskan pada bidang pangan berbasis agribisnis dengan 10 anak usaha yang beroperasi di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Papua Barat.

Share This