The Palm Scribe

Menko Ekonomi Optimis Perekonomian Indonesia akan pulih kembali di tahun 2021

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto pada hari Rabu (2/12) membuka sebuah konferensi kelapa sawit tahunan dengan melambungkan rasa optimisnya bahwa perekonomian Indonesia akan dapat kembali mencapai tingkat pertumbuhan seperti sebelum pandemic Covid-19 pada tahun 2021.

Airlangga juga menekankan bahwa industri sawit telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian ditengah pandemi.

“Dengan stimulus dan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional, kami memproyeksi bahwa perekonomian nasional dapat kembali tumbuh seperti sebelum COVID-19, yaitu sebesar 4.5 sampai 5.2 persen di tahun 2021, dengan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 dapat terkendali dengan distribusi yang efektif dari vaksin di awal 2021,” ujarnya membuka Konferensi Kelapa Sawit Indonesia (IPOC) 2020 yang tahun ini dilaksanakan secara online.

Hartarto mengatakan bahwa setelah mencetak pertumbuhan positif sebesar 2,97 persen year-on-year (y-o-y) di kuartal pertama tahun ini, perekonomian mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,32 persen y-o-y di kuartal berikutnya dikarenakan pandemi. 

Ia mengatakan bahwa sektor pertanian, termasuk dengan industri sawitnya, bersama dengan sektor kehutanan dan perikanan, menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar ketiga. 

Untuk mendukung pemulihan ekonomi, pemerintah telah mengambil tiga kebijakan yang mendukung industri kelapa sawit, ujar Airlangga dengan menunjuk kepada Undang Undang Cipta Kerja,  Instruksi Presiden tentang penundaan dan evaluasi izin perkebunan sawit dan sistem sertifikasi Indonesian Sustainable Palm oil (ISPO).

“Kami berharap, sebagian besar memahami upaya pemerintah untuk mendukung industri kelapa sawit secara berkelanjutan Mari kita gabungkan upaya pengembangan dengan merangkul sisi lingkungan, sosial tanpa melumpuhkan finansial untuk mencapai tujuan ini,” seru Airlangga.

Bustanul Arifin, professor ekonomi pertanian pada Universitas Lampung, yang berbicara pada sesi berikutnya di konferensi yang sama, mengatakan bahwa “pertanian telah menjadi bantalan dalam resesi ekonomi ini.” Bustanul juga meyakini bahwa perekonomian Indonesia akan pulih di tahun depan dengan mengatakan bahwa “Perekonomian Indonesia akan pulih di Q2-2021 karena konsumsi rumah tangga yang melambung kembali dan berhasilnya pemberdayaan UKM dan restrukturisasi hutang.”

Sementara itu, Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Produsen Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga mengatakan “kebanyakan dari kita masih optimis untuk menyambut kesempatan di tahun 2021. Kami percaya bahwa pengembangan vaksin yang sedang berjalan ini akan berhasil jadi di awal tahun 2021, orangs sudah dapat mendapatkan vaksin tersebut. Kami berharap pandemi dapat diatasi segera.”

Sementara itu pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Chatib Basri juga mengatakan bahwa memang pemulihan terjadi tetapi belum merata, dan juga sangat bergantung kepada apakah negeri ini akan diterpa gelombang Covid-19 lagi.

“Dengan mempertimbangkan semua hal, saya dapat melihat kemungkinan pemulihan ekonomi, Indonesia akan mencetak pertumbuhan positif di tahun 2021,” ujarnya tetapi dengan menekankan bahwa proyeksi tersebut didasarkan atas asumsi bahwa tidak ada gelombang pandemic lagi yang menghantam negeri ini.

Gelombang COVID-19 yang baru hanya akan melemahkan ekonomi dan karenanya pengendalian pandemic harus merupakan prioritas teratas bagi pemerintah maupun semua pihak di Indonesia.

Hartarto mengatakan bahwa pemerintah berupaya sebaik baiknya untuk merespons pandemic dan menjaga agar perekonomian tidak terpuruk. “Untuk memastikan bahwa kita dapat bangkit kembali sebagai bangsa, kita perlu mengeluarkan langkah-langkah yang tepat dalam merespons dampak (pandemic) dan memetakan arah bagi pemulihan ekonomi yang transformative,” ujarnya.

Baca lebih banyak tulisan oleh Bhimanto Suwastoyo.
Industri perhutanan? Kunjungi The Forest Scribe.
Share This