Pemilihan bibit kelapa sawit secara teliti, termasuk dengan memeriksa sumbernya, merupakan langkah penting untuk memasikan bahwa tanamannya kelak akan memiliki produktivitas tinggi dan buah yang bermutu, seorang pengembang bibig sawit senior mengatakan.

“Kami menghimbau kepada para petani untuk meneliti terlebih dahulu sumber dari benih yang akan dibeli, untuk menghindari pembelian bibit palsu, karena akan memberikan dampak jangka panjang terhadap hasil produksi dari bibit tanaman tersebut,” demikian Ang Boon Beng, senior breeder yang bekeja pada Topaz R&D Oil Palm Research Station (OPRS), dikutip dalam sebuah rilis pers yang diterbitkan Asian Agri, perusahaan kelapa sawit yang menaungi pusag penelitian tersebut.
Pemerintah Indonesia sedang giat meremajakan perkebunan kelapa sawit, terutama milik petani swadaya, dengan target mencapai 189,000 hektar di tahun 2018. Usaha peremajaan ini akan membutuhkan sekitar 27 juta bibit kelapa sawit berkualitas dan sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia dinilai mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan akan bibit tersebut.
“Program peremajaan yang saat ini gencar dilakukan di berbagai daerah di Indonesia menjadi momentum yang tepat untuk para petani dan pelaku industri kelapa sawit lainnya agar tidak salah dalam memilih bibit untuk ditanam, mengingat saat ini banyak bibit kelapa sawit palsu yang dijual melalui media online”, ujar Ang.
Pusat penelitian Topaz pada saat ini menghasilkan dan menyalurkan bibit Topaz Seri-3 yang didapatkan dari persilangan antara induk Dura Deli terseleksi dengan induk Pisifera yang berasal dari Afrika. Hingga bulan Juni 2018, Topaz telah menyalurkan lebih dari empat juta bibit kelapa sawit kepada para petani dan pelaku usaha.
Bibit Topaz Seri-3 ditargetkan dapat menghasilkan lebih dari 35 ton Tandan Buah Sega per hektar per tahunnya, dengan rendemen di atas 26 persen serta mampu menghasilkan minyak sawit menah (CPO) lebih dari 9 ton/hektar/tahun. Hasil ini terbukti memberikan peningkatan sebesar 3 kali lipat dibandingkan dengan bibit kelapa sawit pada umumnya.
Selain dapat memberikan produktivitas yang tinggi, bibit ini juga lebih tahan terhadap penyakit tanaman sawit (ganoderma), Asian Agri mengatakan dalam rilisnya.