The Palm Scribe

Membangun Masa Depan Bersama Petani Kelapa Sawit Swadaya

Pemberdayaan petani kelapa sawit swadaya melalui kemitraan, perusahaan perkebunan besar dapat meningkatkan pasokan kelapa sawit tanpa melakukan ekspansi perkebunan, seorang eksekutif perusahaan perkebunan kelapa sawit besar mengatakan disini.

Ilustrasi

Fadhil Hasan, Direktur Corporate Affairs Asian Agri, berbicara di acara Sarasehan Nasional Kelapa Sawit di IPB International Convention Center, pada tanggal 14 Maret 2018, beliau mengatakan sejak awal, perusahaannya sudah memiliki komitmen untuk menciptakan kemitraan antara perusahaan dan  petani, bahkan sekarang hal ini harus diperkuat dan diberdayakan.

Ia mengatakan bahwa Asian Agri memiliki sekitar 100.000 hektar areal perkebunan, 60 .000 diantaranya kebun plasma.

“Tetapi kami juga menjalin kerjasama dengan para petani swadaya yang sebenarnya belum tersentuh bantuan dari pemerintah maupun perusahaan,” Hasan mengatakan, dengan menambahkan bahwa sampai sekarang ini perusahan membina petani swadaya yang mengusahakan sektar 25.000 hektar.

“Target 2018, kita ingin ciptakan perusahaan yang memiliki lahan 100,000 hektar tetapi juga kemitraan dan kerjasama dengan 100.000 hektare milik petani,” ujarnya, dengan segera menambahkan ““Karenanya, kita tidak berekspansi tetapi membina para petani.”

Dengan adanya kemitraan ini, relatif terjamin ketersediaan bahan baku untuk pabrik, ujarnya.  Baik perusahaan maupun petani, tambahnya, akan bisa tumbuh bersama dengan model pembinaan melalui kemitraan ini.

Hasan menggaris bawahi pentingnya pendampingan petani kelapa sawit swadaya untuk membimbing mereka kearah pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan, sebagai sebuah model yang penting untuk menciptakan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan.

Lima puluh delapan persen lahan sawit di Indonesia, menurutnya, dimiliki oleh perusahan yang memiliki kemampuan, akses, kapabilitas institusi, maupun keuangan memadai dan bisa menjawab tantangan yang dihadapi sawit, sementara  42 persennya dimiliki petani kelapa sawit swadaya dengan lahan kecil antara dua sampai lima hektar, dan dengan kendala dari aspek teknis budidaya, institusi organisasi, ekonomi dan sebagainya,.

Hasan mengatakan bahwa untuk menciptakan industri sawit berkelanjutan yang melibatkan perusahaan dan petani, kuncinya adalah melalui kemitraan, pola yang sebenarnya sudah dianut dari awal melalui program perkebunan inti dan plasma.

“Dengan adanya model ini bisa mendorong petani untuk mengadopsi dan mengimplementasikan berbagai tuntutan dunia pada umumnya, terkait dengan masalah keberlanjutan ini,” dikatakannya.

Ia mengatakan bahwa model kemitraan ini dibangun langkah demi langkah karena perusahaan dan petani memiliki karakter yang berbeda dan juga menghadapi kendala yang berbeda pula.

 

Share This