Kompas, 12 Februari 2019
Pemerintah diminta membaca dengan utuh laporan Badan Konservasi Dunia atau International Union for Conservation of Nature (IUCN) terkait studi kelapa sawit dan keanekaragaman hayati. Meski laporan itu menyebut sawit sebagai minyak yang amat efisien lahan dari pada jenis minyak nabati lain, dampak perluasan sawit membawa 193 spesies pada daftar merah IUCN akibat deforestasi di hutan tropis. Direktur Eksekutif Sawit Watch Indah Fatinaware, Senin (11 Februari), di Jakarta mengatakan, dalam sejarahnya, minyak sawit diproduksi dengan membabat hutan, termasuk jutaan hektar hutan di lahan gambut kaya karbon, serta metode produksi yang tak efisien dan mencemari lingkungan, misalnya akibat pemakaian pupuk kimia.