
Masa pandemi COVID-19 yang sudah masuk di Indonesia sejak bulan Maret lalu, telah banyak berdampak kepada bisnis secara positif maupun negatif, termasuk di sektor kelapa sawit. Petani dan produsen sawit seringkali harus terpaksa mengabaikan aspek keberlanjutan agar dapat bertahan namun untungnya, pembeli minyak sawit memiliki tidak saja komitmen tetapi juga berbagai program untuk membantu agar hal ini tidak terjadi.
Reuben Blecke, Sustainable Agriculture Manager (AMESA and APAC Regions), dari PepsiCo mengatakan bahwa pihaknya telah merencanakan beberapa program untuk terus membantu petani di masa pandemi agar mereka dapat terus melaksanakan program keberlanjutan lingkungan. Program-program tersebut juga sedang dianalisa keberhasilannya agar dapat lebih efektif dalam membantu petani yang terkena dampak COVID-19. Selain itu, Pepsico juga sedang mengidentifikasi berbagai dampak dari pandemi COVID-19 untuk mendukung efektivitas programnya.
“Kami berharap program-program yang kami dukung akan membantu petani2 mengatasi masalah tersebut. Program tersebut sedang kami review terhadap dampak program tersebut di masa COVID-19. Selain itu supplier kami lagi juga membuat analisa dampak COVID-19,” ujar Reuben.
Reuben juga mengatakan bahwa ia dan timnya sedang mencoba untuk memperlihatkan bahwa sebenarnya kelapa sawit bukanlah tanaman kontroversial yang selalu menimbulkan masalah, namun bahwa adalah cara membudidayakan kelapa sawit lah yang menyebabkan gangguan pada program keberlanjutan. Namun, mereka juga tidak hanya ingin terfokus pada satu titik masalah saja dikarenakan kesejahteraan petani juga menjadi salah satu tujuan utama mereka.
“Kelapa sawit sebagai tanaman bukanlah suatu masalah dan tentunya (minyak kelapa sawit) dapat diproduksi tanpa semua kontroversi yang telah terjadi. Kami ingin menunjukkan dan mendemonstrasikan bahwa kelapa sawit dapat ditanam dengan cara yang searah dengan program keberlanjutan,” ujar Reuben. “Namun, kami juga tidak hanya terfokus pada keberlanjutan lingkungan saja. Kami juga harus fokus terhadap faktor lainnya untuk membantu smallholders. Seperti kesejahteraan petani,” tambahnya.
Unilever juga mempunyai komitmen tersendiri untuk mendukung agar program keberlanjutan terus berjalan saat ini, dan perusahaan telah berkomitmen untuk menyuntikan dana satu triliun Euro untuk memastikan program keberlanjutan tetap berlanjut dengan lancar serta memberikan arah yang pasti untuk masa depan. Dana tersebut juga akan terus dikoordinasikan agar dapat membantu petani-petani yang terdampak pandemi COVID-19.
Baca juga: Cina, Tumpuan Harapan Pemulihan Minyak Sawit Paska-Corona.
“Seperti yang saya sebutkan, kami tetap berkomitmen. CEO unilever global memberitahukan bahwa unilever berkomitmen sebesar 1 billion Euro untuk mendorong program keberlanjutan tidak berubah dan terus maju kedepan. Dengan harapan bisa membantu pihak petani dan pihak lainnya pada masa ekonomi yang sulit ini,” ujar Achmad Adhitya, Senior Manager Sustainable Sourcing, PT Unilever Indonesia.
Masa pandemi virus COVID-19 di Indonesia telah memasuki bulan ke 4, saat tulisan ini dibuat telah terhitung 54.010 kasus positif Corona di Indonesia. Sementara untuk pasien sembuh bertambah 1.027 pasien, sehingga total secara akumulatif sebanyak 22.936 orang pasien sembuh. Sedangkan pasien yang meninggal dunia bertambah 34 orang. Sehingga total kasus meninggal mencapai 2.754 orang.
Jonathan Escolar, Sustainable Sourcing Assurance Officer dari The Body Shop juga mengatakan bahwa mereka berkomitmen penuh untuk terus mendukung dan memastikan agar sistem keberlanjutan di sektor kelapa sawit terus berjalan normal dengan mengalokasikan dana khusus untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan, dikarenakan visi dan misi perusahaan mereka yang sesuai dengan sistem keberlanjutan.
“Yang bisa kami lakukan adalah terus mendukung petani-petani kelapa sawit, kami juga telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan. Dikarenakan program keberlanjutan ini juga sejalan dengan visi dan misi perusahaan kami,” Tutur Jonathan.
Body Shop sendiri telah cukup terkenal dengan program keberlanjutannya dan juga kampanye-kampanye untuk mendukung lingkungan seperti World Bio-Bridges Mission pada 2017 dan Bio Bridges di beberapa negara Asia serta kampanye-kampanye lainnya di sektor hewan dan juga perdagangan manusia.