Sebuah program yang melibatkan tiga perusahaan — perusahaan barang-barang konsumsi Kao Corporation Indonesia, pengelola dan pengekspor minyak nabati Apical Group dan produsen besar minyak sawit Asian Agri — telah merayakan angkatan pertama petani swadaya kelapa sawit binaannya yang telah berhasil lulus memperoleh sertifikasi keberlanjutan dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Program, “Smallholder Inclusion for Better Livelihood and Empowerment (Inklusi Petani untuk Kesejahteraan dan Pemberdayaan yang lebih baik/ SMILE) telah meluluskan 239 anggota Koperasi Konsumen Tebing Tinggi Pangkalan Sejahtera (KKTTPS) Labuhan Batu, Sumatra Utara dan sertifikat keberlanjutan RSPO mereka diserahkan secara simbolis kepada Ketua KKTTPS, Khairul Anam dalam sebuah upacara disini pada 14 Juli 2022..
Semenjak diluncurkan di bulan November 2020, program ini telah memberikan pelatihan dan pembekalan kepada 689 petani plasma di Provinci Sumatra Utara, Riau dan Jambi, untuk membantu mereka meningkatkan kesejahteraan dan pereknomian mereka dengan mengatasi hambatan yang dapat mempengaruhi produktivitas mereka secara langsung dengan fokus pada penguatan praktik terbaik dan berkelanjutan serta tahan terhadap perubahan iklim.
Lebih banyak petani swadaya yang dibina program ini direncanakan akan menghadapi audit utama RSPO di triwulan ketiga tahun ini.
Director of Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri Bernard A. Ridho, berbicara dalam upacara pemberian sertifikat ini mengatakan bahwa dengan program SMILE, “Kami dapat terus meningkatkan kesejahteraan para petani swadaya. Kami sangant bangga dengan para petani mitra kami yang telah berhasil menyelesaikan audit RSPO dengan hasil tanpa temuan.”
Ridho mengatakan bahwa petani swadaya menyumbang sekitar 40 persen dari produksi minyak sawit di Indonesia dan program SMILE ini menargetkan hingga 2030 untuk membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikasi keberlanjutan RSPO.
“Kami meluncurkan SMILE untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi mata pencaharian petani swadaya, dengan memberikan pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan pengetahuan teknis mereka, sehingga memungkinkan mereka dalam mencapai sertifikasi RSPO untuk audit fase pertama melalui praktik manajemen terbaik,” ujar Bremen Young, Director of Sustainability Apical pada kesempatan yang sama.
Bagi Kao, yang sangat bergantung kepada sumber daya alam, minyak sawit sangat penting. Presiden dan CEO KAO Corporation Indonesia Maeda Yasuhiko mengatakan bahwa tujuan perusahaannya, adalah bahwa pada tahun 2025, Kao sudah dapat menggunakan minyak sawit yang 100 persen berkelanjutan serta tersertifikasi RSPO untuk produksinya .
.“Melalui program ini, kami dapat membangun rantai pasokan yang berkelanjutan dengan meningkatkan keterampilan petani swadaya untuk mengadopsi praktik perkebunan terbaik untuk penghidupan yang lebih baik,” kata Maeda.
Berbicara setelah menerima sertifikat bagi 239 anggotanya itu, Anam, memuji program SMILE sebagai progam yang sangat bermanfaat bagi anggota koperasinya.
“Kami tidak hanya mendapatkan manfaat dalam mempelajari metode agrofarming yang tepat untuk mengelola perkebunan sawit, tapi kami juga mendapatkan peralatan tambahan selain premi yang diberikan,” ujarnya dengan menambahkan harapannya bahwa banyak petani lainnya akan tertarik untuk mengikuti program SMILE ini.
Ridho mengatakan bahwa dalam program SMILE ini, para petani swadaya diberikan pelatihan sehingga mereka dapat menerapkan praktik berkelanjutan yang baik dalam menanam dan merawat kelapa sawit mereka. “Baru setelah mereka sudah bisa menerapkan praktik terbaik ini kami masuk ke sertifikasi,” ujarnya.
Kao, Asian Agri dan Apical secara berkala bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti organisasi non-pemerintah maupun nirlaba dan tokoh-tokoh masyarakat untuk memastikan bahwa penyampaian pelatihan memiliki kualitas yang baik serta memastikan peralatan pelatihan memadai dan sesuai dengan praktik berkelanjutan untuk para petani.