Kebun Kelapa sawit di Indonesia setiap tahunnya mampu menyerap sampai 2,2 miliar ton karbon (CO2), demikian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan pada hari Rabu (6/6).

Dalam sebuah laporan yang diunggah pada laman resmi organisasi, Gapki mengutip hasil penelitian Henson (1999) yang mengatakan bahwa tiap hektar kebun sawit dapat menyerap sekitar 161 ton CO2 per tahunnya. .
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa Indonesia diperkirakan memiliki kebun kelapa sawit seluas sekitar 14 juta hektar.
Dengan luas yang demikian , berarti kebun sawit Indonesia menyerap sekitar 2,2 miliar ton karbon dari udara bumi setiap tahun,” laporan tersebut mengatakan.
Serapan karbon oleh kebun sawit di Indonesia bernilai mencapai $44 miliar atau sekitar Rp 600 trilyun per tahun.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa penyumbang terbesar karbon termasuk negara – negara maju seperti Amerika serikat dan Uni Eropa, serta India dan Cina,.
“Dengan jasa lingkungan kebun sawit yang membersihkan sampah karbon yang dibuang, terutama dari negara-negaa mamu tersebut, suli dipahami jika merekea, seperti masyarakat Uni Eropa, memusuhi sawit,” laporan tersebut mempertanyakan.
Kedua prosusen minyak sawit teratas di dunia, Indonesia dan Malaysia, yang keduanya memasok sekitar 85 persen pasokan minyak sawit dunia, telah melayangkan protes kepada Uni Eropa menyusul rencananya untuk tidak lagi menggunakan biofuel yang dibuat dari kelapa sawit dalam program energi terbarukan mereka mulai tahun
2021.
Padahal bagi biofuel yang dibuat dari minyak nabati lainnya, batas akhir penggunaan mereka dalam program energi terbarukan Uni Eropa ksembilan tahun kemudian, di tahun 2030.