Indonesia berusaha meningkatkan konsumsi biodiesel dalam negeri untuk mencapai target konsumsi sebesar 3,5 juta kiloliter pada tahun ini, sehingga mendorong penggunaan bahan bakar biodiesel di sektor pertambangan dan perkeretaapian, demikian menurut seorang pejabat.
Direktur Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi pada Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, seperti dikutip oleh Tribunnews.com diberitakan mengatakan bahwa sektor pertambangan dan perkeretaapian diharapkan dapat meningkatkan konsumsi biodiesel sebesar 400.000 kiloliter.

Ia mengatakan bahwa sektor pertambangan, yang menggunaan bahan bakar minyak B10, atau dengan campuran biodiesel 10 persen, diharapkan dapat berkontribusi sekitar 90 persen dari penambahan konsumsi biodiesel ini. Sisanya, yang 10 persen, diharapkan dari penggunan B5, atau dengan campuran biodiesl 5 persen, oleh PT Kereta Api Indonesia.
“Tadi saya melaporkan untuk ke sektor transportasi darat, PT KAI,” Mulyana dikutip telah mengatakan saat berada di Gedung Kemenko Ekonomi, Selasa (20/3/2018).
Ia mengatakan bahwa sektor perkeretaapian ini diusulkan sebagai target peningkatan penggunaan biodiesel karena ia memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Pemerintah, menurutnya, kini sedang melakukan uji coba penggunaan B5 pada PT KAI.
“Daripada nunggu itu 6 bulan kemudian, kenapa enggak dilakukan dulu saja mereka mampunya berapa. Kemarin mereka mesin GEMD baru bisa B5 secara manufakturnya, ya sudah kita manfaatkan dulu pakai B5,” tambahnya.
Mulyana mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan koordinasi dengan pengembang maupun penyedia alat berat di sektor pertambangan, untuk menggunakan biodiesel.
“Biasanya mereka pakai berapa per tahunnya. Kemarin saya tanya ke teman-teman pertambangan berapa, yang disediakan Pertamina berapa,” ucapnya
Biodiesel pada saat ini sudah digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak bagi kendaraan seperti sepeda motor, mobil, truk dan bus.
Indonesia sedang giat menggalakkan konsumsi biodiesel didalam negeri dan telah meningkatkan target konsumsi biodiesel domestiknya dari 2,5 juta kiloliter menjadi 3,5 juta kiloliter.
Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya hambatan dan rintangan bagi ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di beberapa pasar utama tujuan eksport minyak kelapa sawit Indonesia seperti di Eropa dan Amerika Serikat. CPO merupakan bahan baku biodiesel di Indonesia.
Uni Eropa berencana menghapuskan penggunaan CPO dalam program energi terbarukannya, sementara Amerika Serikat sedang mempertimbangkan pengenaan bea anti-dumping terhadap sawit dari Indonesia.