The Palm Scribe

Indonesia, Malaysia Harus Menyepakati Standar Keberlanjutan Sawit Yang Sama

Menteri Airlangga Hartarto di Forum 3-MCPD & GE

Indonesia dan Malaysia, kedua produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan yang memasok sekitar 85 persen komoditas ini, harusnya dapat duduk bersama dan menyepakati standar keberlanjutan kelapa sawit yang sama hingga usaha membela minyak kelapa sawit dapat menjadi lebih kuat, seorang menteri mengatakan pada hari Jum’at (7/2).

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, berbicara disela-sela sebuah forum yang membahas kontaminan di minyak sawit dan lemak, — 3-MCPD dan GE – yang diselenggarakan Dewan Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) mengatakan bahwa kedua negara ini masing-masing menggunakan standar keberlanjutan kelapa sawit nasional mereka sendiri.

Malaysia menggunakan standar Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) sementara Indonesia menggunakan Indonesian Sustainable Palm Oil. Kebanyakan produsen dan pembeli pada umumnya lebih cenderung mengakui standar yang lain, yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

“CPOPC harus menyelesaikan standar dulu… itu harus satu dulu,” ujar Airlangga dengan menunjuk kepada MSPO, ISPO dan juga RSPO yang merupakan standar yang diakui antara lain oleh Uni Eropa. Uni Eropa ini sedang berperkara dengan negara-negara produsen minyak sawit utama di dunia setelah mengeluarkan peraturan yang akan secara berangsur menghilangkan penggunaan minyak kelapa sawit dari program energi terbarukan organisasi kewilayahan ini hingga tahun 2030.

“Kita tidak akan dapat menghadapi Eropa dengan multiple standards. Antara Malaysia dan Indonesia sendiri belum duduk, belum sepaham. Jadi itu dulu yang diselesaikan,” ujar Airlangga.

Menteri ini mengatakan bahwa selain masalah biofuel, Indonesia dan Malaysia juga memiliki masalah lainnya dengan Uni Eropa menyusul rencananya menerapkan standar kesehatan makanan yang berbeda bagi minyak kelapa sawit dan minyak nabati dan lemak lainnya.

Uni Eropa sedang berusaha menerapkan dua standar kesehatan berbeda bagi kandungan kontaminan 3-MCPD dalam minyak dan lemak di bidang makanan.

Airlangga mengatakan bahwa penerapan dua standar yang berbeda akan mungkin menimbulkan persepsi buruk terhadap minyak kelapa sawit dibandingkan dengan minyak nabati dan lemak lainnya.

Baca berita lainnya mengenai Forum 3-MCPD & GE.
Industri Perhutanan? Kunjungi The Forest Scribe.
Share This