JAKARTA – Pemerintah tengah menyusun strategi untuk melobi Uni Eropa terkait pengesahan rancangan proposal energi yang menghapus penggunaan minyak kelapa sawit dalam program enersi terbarukan mereka pada 2021, Menter Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan.

“Sekarang kami harus lobi Uni Eropa. Tadi kami menyusun strategi,” Panjaitan mengatakan di kantornya seperti dikutip oleh katadata.com.
Pada tanggal 17 Januari 2018, Parlemen Eropa sebelumnya mengesahkan rancangan proposal energi dengan menghapus minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar biodiesel dalam programnenergi terbarukan mereka pada 2021 dan semua minyak nabati pada 2030.
Dokumen tersebut nantinya masih harus diajukan kepada pemerintah masing-masing negara dan komisi Uni Eropa?
Luhut mengatakan bahwa lobi perlu dilakukan karena usulan tersebut akan merugikan Indonesia. Sebab, saat ini terdapat 16 juta industri plasma kelapa sawit yang memproduksi biodiesel.
“Kalau itu terjadi akan mempengaruhi industri kelapa sawit kita,” kata Luhut.
Beberapa pengusaha industri sawit, termasuk di antaranya Martua Sitorus (Wilmar International), Bachtiar Karim (Musim Mas), dan Surya Darmadi (Duta Plasma), ikut dalam pertemuan di kementrian koordinator pada tanggal 28 Februari 2018 itu.
Luhut mengungkapkan usaha lobi ini akan mencakup rangkaian perjalanan ke negara-negara Uni Eropa untuk menjelaskan posisi Indonesia terkait permasalahan biodiesel.
“Tadi saya sudah mulai approach, kami lihat. Nanti mungkin kami akan buat roadshow,” kata Luhut.
Dalam waktu dekat pemerintah juga akan melakukan telewicara dengan para duta besar yang ada di Uni Eropa untuk mewacanakan lobi ini agar usulan Uni Eropa tersebut tak berdampak buruk terhadap industri kelapa sawit lokal.
“Mungkin pekan depan akan ada teleconference. Jadi harus masif operasinya,” kata Luhut.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah mengatakan mungkinbakan membawa permasalahan kelapa sawit ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).