
Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita India sudah setuju untuk memotong tarif import bagi minyak sawit Indonesia menjadi 45 persent, sama dengan tarif yang dibebankannya kepada minyak sawit Malaysia, Kantor Berita Antara memberitakan dari Bankok hari Rabu (11/9).
Berbicara selasa malam, pada hari terakhir Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke 51 di Bangkok, Lukita tidak memberikan lebih banyak keterangan, kecuali bahwa tarif baru itu akan berlaku tak lama lagi dan jaminan tersebut diberikan oleh Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal di sela sela pertemuan menteri tersebut.
Menurut Enggartiasto, Goyal, juga berjanji untuk mempelajari permintaan Indonesia lainnya, yaitu untuk menghilangkan rintangan non-perdagangan bagi ekspor emas Indonesia ke India, negara dengan penduduk sebanyak 1,3 milyar ini.
Antara mengatakan bahwa himbau Enggartiasto kepada menteri perdangangan dan industri India agar menyamakan tarif masuk bagi minyak sawit Indonesia seperti tarif yang diberlakukan bagi minyak sawit Malaysia, dikemukakannya dalam pertemuan bilateral Indonesia-India di sela-sela pertemuan AEM.
Dibawah Kerjasama Ekonomi Komprehensif antara India dan Malaysia (IMCECA), India menyetujui untuk memberlakukan tarif impor sebesar 45 persen bagi minyak sawit Malaysia, atau lima persen lebih rendah dari tarif impor 50 persen yang dikenakan bagi impor minyak sawith dari negara-negara ASEAN lainnya dalam rangka Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN-Indiat (AIFTA).
Enggartiasto mengatakan sebagai imbalannya, Indonesia menawarkan akses pasar bagi gula mentah dari India, dengan menurunkan standar International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) bagiimpor kristal gula rafinasi, dari 1.200 ke 200, dan India telah merespons tawaran ini dengan positif.
Selama ini Indonesia mengimpor kebanyakan gula mentahnya dari Australia dan Thailan.
Perdagangan bilateral tantara India dan Indonesia mencapai $18,7 milyar di tahun 2018, dengan surplus dinikmati oleh Indonesia sebesar $8,7 milyar. MInyak sawit dan turunannya merupkan penghasil penerimaan ekspor ke India terbesar kedua bagi Indonesia dengan nilai $3,56 milyar, sedangkan ekspor terbesar ke India adalah batu bara yanb bernilai $5,37 milyar.