Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatra Utara berencana mengadakan lomba lari maraton “Lari Kelapa Sawit Berkelanjutan” yang akan melalui beberapa perkebunan besar kelapa sawit di Sumatra Utara di bulan Oktober tahun ini.
“Kegiatan lari tingkat internasional dengan total hadiah Rp 264 juta itu antara lain bertujuan untuk mengkampanyekan sawit,” demikian Ketua Panitia maraton, H. Kacuk Sumarto dikutip oleh Antara mengatakan di Medan pada hari Minggu (23/6).
Kacuk, yang juga didampingi oleh sekretaris panitia Timbas Prasad Ginting, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini “semakin mengenalkan sawit”.
“Dengan ikut lomba lari di perkebunan, peserta bisa melihat bagaimana sawit tidak merusak lingkungan dan produknya seperti minyak sawit juga sehat untuk dikonsumsi,” demikian Direktur Eksekutif Gabungan Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mengatakan pada kesempatan yang sama.
Lomba lari ini akan meliputi empat kategori yaitu 5,10, 21 dan 42 kilometer, dan akan diadakan pada tanggal 13 Oktober 2019 di kabupaten Serdang Bedagai, dekat ibukota propinsi, Medan.
Maraton yang diadakan bersama GIMNI ini akan melalui tiga perkebunan besar kelapa sawit yaitu yang dimiliki PT Socfindo, PT London Sumatera (Lonsum), dan PT Karya Hevea Indonesia yang berada di kabupaten Serdang Bedagai. Panitia memperkirakan peserta akan dapat mecapai lebih dari 3,000 orang dari Indonesia maupun luar negeri.
Diantara sponsor dan pendukung utama maraton ini terdapat Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Gerakan Indonesia Bersih dan Kementrian Koordinator Untuk Urusan Kelautan dan Perikanan.
Para peserta dapat mendaftarkan diri secara online dengan membayar uang pendaftaran antara Rp 100,000 sampai 400,000 tergantung kategori acara yang dipilihnya.
Anggota Dewan Pembina GAPKI Joelfly Bachroeni mengatakan bahwa acara ini juga bagian dari usaha mendidik masyarakat Indonesia mengenai kelapa sawit berkelanjutan. Pendidikan tersebut termasuk bagi orang di luar negeri, dan juga usaha untuk menjamin kesehatan lingkungan di sektor persawitan menjadi penting dengan adanya kampanye negatif yang sering dilancarkan kepada kelapa sawit.