The Palm Scribe

Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke India Melonjak 51% di Bulan September

Foto: AFP

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India melonjak 51 persen pada bulan September 2019 setelah negara tersebut menurunkan bea masuk bagi minyak kelapa sawit Indonesia dan menyamakan dengan tarif yang dikenakan bagi komoditas kelapa sawit dari Malaysia.

India menyerap 481.000 ton minyak sawit dan produk turunannya di bulan September, atau 51 persen lebih banyak dari bulan sebelumnya, ungkap siaran pers yang dikeluarkan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

GAPKI juga mengatakan bahwa Indonesia menghasilkan 36 juta ton minyak sawit dalam sembilan bulan pertama tahun ini, atau 13 persen lebih tinggi dari hasil di periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah 36 juta ton tersebut, sebanyak 26 juta ton diekspor, atau empat persen lebih banyak dari ekspor selama periode yang sama di tahun 2018.

Namun demikian, pada bulan September produksi minyak sawit menurun dua persen dibanding bulan sebelumnya, terutama karena kekurangan air menyusul adanya beberapa darerah penghasil utama seperti Sumatra Utara, Kalimantan Tengah dan Jambi, yang belum mendapatkan hujan.

Konsumsi kelapa sawit dalam negeri mencapai 13,1 juta ton dalam tiga kuartal pertama tahun ini, atau naik 38 persen dari periode yang sama tahun 2018. Penyerap terbesar kelapa sawit adalah sektor biofuel yang pada sembilan bulan pertama ini menggandakan penyerapannya dibanding sembilan bulan pertama tahun sebelumnya.

India, menurut GAPKI menduduki peringkat kelima sebagai pasar destinasi ekspor minyak sawit Indonesia, yang terbesar tetap Cina yang menyerap 4,3 juta ton.

Pasar Uni Eropa menyerap empat juta ton sementara negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur diluar Cina menyerap 3,8 juta ton atau 0,1 ton lebih banyak dari yang diserap oleh negara-negara di Afrika selama periode yang sama.

Stok minyak kelapa sawit Indonesia berada pada 3,74 juta ton pada bulan September atau dua persen lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Harga minyak kelapa sawit di dunia sejak bulan Juli memperlihatkan kenaikan menerus, setelah berbulan-bulan berada pada tingkat rendah. Datangnya musim dingin di negara-negara di belahan utara, dan meningkatnya harga minyak dan lemak lainnya diperkirakan berada dibalik kenaikan ini.

Kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengurangi ekspor minyak sawitnya untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akan biofuel juga diperkirakan GAPKI, menjadi salah satu penyebab terdorongnya harga minyak sawit.

 

Share This