Bisnis Indonesia, 14 Desember 2018
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk kontrak Februari 2019 pada Kamis (13 Desember) di Bursa Derivatif Malaysia naik 2,08% ke level 2.057 ringgit/ton. Kenaikan itu terdorong oleh kabar dari Gedung Putih yang menyebutkan China telah kembali mengimpor kedelai AS sebanyak 2,5 juta ton pada Selasa (11 Desember).
Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Master P. Tumanggor pada Kamis (13 Desember) menjelaskan, keputusan China untuk kembali membeli kedelai dari AS akan memberi sentiment positif yang berdampak pada penguatan harga internasional komoditas CPO. Namun, di sisi lain, pelaku industri minyak sawit Indonesia juga perlu waspada kepada permintaan China terhadap biodiesel berbahan dasar CPO milik Indonesia sebab ada potensi China kembali mengonsumsi minyak kedelai sehingga mengurangi konsumsi CPO. Bagaimanapun, lanjutnya, Aprobi telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengantisipasi penurunan ekspor CPO ke China. Salah satunya dengan menjajal ekspor ke Rusia, Afrika, dan Timur Tengah.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum III Bidang Perdagangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang meyakini ekspor CPO ke China akan tetap stabil kendati terdapat potensi penurunan eskalasi perang dagang dengan AS. Namun, lanjutnya, apabila Beijing akhirnya memangkas impor CPO dan turunannya seperti biodiesel, Indonesia tetap dapat memanfaatkan pasar China melalui produk sawit lainnya seperti bungkil sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia dan unggas. Pasalnya pada awal Oktober, China mulai melarang impor produk rapeseed meal dari India untuk pakan ternak.