The Palm Scribe

Eagle High Plantation Melirik Minyak Sawit Premium Untuk Menggenjot Laba

Salah satu produsen besar minyak kelapa sawit di Indonesia, Eagle High Plantation (EHP) kini sedang mengalihkan fokusnya pada peningkatan mutu minyak kelapa sawitnya untuk menghasilkan kualitas premium dengan harga lebih tinggi, sehingga dapat menggenjot laba perusahaan.

Dalam sebuah email yang ditujukan kepada investor, Kepala Hubungan Investor EHP Sebastian Sharp mengatakan bahwa setelah tingkat produksi perusahaan membaik setelah masa produksi yang rendah di musim liburan pertengahan tahun, perusahaan kini menargetkan untuk menghasilkan minyak bermutu tinggi yang diukur melalui kadar Free Fatty Acid-nya yang rendah, yaitu dibawah 3,5 persen.

Minyak kelapa sawit yang selama ini dihasilkan oleh EHP memiliki kadar FFA rata-rata sebesar 4,4 persen, sedikit lebih baik dari standar yang berlaku, yaitu lima persen. Sebastian mengatakan dalam 4,5 tahun terakhir ini, perusahaan hanya sekali saja bisa menghasilkan minyak kelapa sawit dengan kadar FFA dibawah 3,5 persen.

“Karena mutu premium berarti harga premium pula, maka hal ini akan dapat membantu mendorong laba kami….menghasilkan minyak kelapa sawit bermutu tinggi dengan kadar FFA rendah, kini sudah menjadi tarket kunci kami,” ujar Sebastian dalam emailnya.

“Minyak bermutu tinggi banyak dicari karena ia digunakan untuk menghasilkan produk konsumen yang premium dan karena tidak banyak perkebunan yang mampu menghasilkannya, maka ada harga premium bagi minyak bermutu tinggi tersebut. Tidak saja harga, tetapi karena para pembeli membutuhkannya, minyak yang bermutu akan lebih cepat terjual,” imbuh Sebastian.

EHP merencanakan untuk mempersiapkan tiga dari beberapa pabrik kelapa sawitnya yang sudah siap, untuk dapat menghasilkan minyak sawit premium dengan kadar FFA dibawah 3,5 persen dalam beberapa bulan mendatang ini.

Sebastian juga mempercayai bahwa pada saat ini hanya ada dua persusahaan perkebunan kelapa sawit, yaitu EHP bersama satu perusahaan kelapa sawit lain yang tidak disebutkan namanya, yang menerbitkan laporan bulanan mengenai data FFA minyak yang dihasilkan mereka.

Ketika buah sawit mulai membusuk, lemak jenuhnya terurai dan melepaskan Free Fatty Acid. Semakin tinggi kandungan FFA ini, akan semakin tengik rasa minyaknya dan karenanya semakin rendah pula mutunya. Kandungan FFA yang rendah dapat ditemukan pada buah yang dipanen dan diproses pada waktu yang tepat.

Semakin lama buah dibiarkan sebelum dipanen dan semakin lama proses pengolahannya, maka kandungan FFA minyaknya juga akan semaking tinggi

Share This