The Palm Scribe

CPOPC Himbau AP Bantu Usaha Tuntut Pelanggar HAM Pekerja Sawit Wanita 

Sekretariat Dewan Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap dugaan kekerasan dan pelecehan seksual sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press dan menghimbau kantor berita tersebut agar bersedia bekerjasama dengan pihak yang berwenang untuk membawa yang bersalah ke pengadilan.

“Sekretariat CPOPC memandang dugaan pelanggaran tersebut sebagai hal yang urgen. Sekretariat CPOPC mengapresiasi usaha investigasi jurnalistik yang dilakukan Associated Press,” ujar Sekretariat CPOPC dalam sebuah pernyataan tertulisnya Selasa (24/11.)

Sekretariat CPOPC menyarankan negara-negara produsen sawit yang terdampak agar menginvestigasi laporan tersebut. Penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mengungkap kebenaran dugaan pelanggaran serius ini.

“Sekretariat CPOPC memahami sensitivitas penanganan kasus seperti ini dan adanya keengganan dari para korban untuk melaporkan pelaku. Dengan demikian, diharapkan agar Associated Press dapat bekerjasama dengan institusi dan kementerian terkait untuk membawa pelaku ke pengadilan,” pernyataan yang sama mengatakan.

Namun, sekretariat CPOPC juga mempertanyakan laporan “tebang pilih” oleh lembaga ini dengan mengatakan bawah sejumlah informasinya digali dari yang sumber tidak terkonfirmasi dan digunakan secara sengaja sebagai upaya merusak citra industri minyak kelapa sawit.  

“Diperlukan kewaspadaan untuk tidak menggeneralisasi kasus seperti ini agar tidak disalahgunakan sebagai bagian dari kampanye hitam atas minyak sawit,” tegas Sekretariat CPOPC.

Baik di Indonesia maupun Malaysia, tindakan pemerkosaan merupakan tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. 

“Negara anggota CPOPC serta seluruh pemangku kepentingan tidak akan menoleransi segala bentuk pelanggaran hukum nasional, termasuk perihal perlindungan hak wanita atas lingkungan kerja yang aman dan setara. Tidak terkecuali yang terjadi pada industri sawit,” ujar pernyataan itu.

CPOPC mengatakan industri minyak sawit menempatkan wanita sebagai salah satu faktor penting dalam mengukur keberhasilan pencapaian United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs) 2030. 

Negara-negara produsen sawit di Asia Pasifik, Afrika dan Amerika Tengah dan Latin berkomitmen untuk membangun industri yang mendukung keberhasilan SDGs 2030. Hal ini termasuk perihal pendapatan yang adil serta kesetaraan gender, untuk memberikan peluang yang sama bagi wanita dalam hal pekerjaan maupun penghasilan. 

Hal ini termasuk perihal pendapatan yang adil serta kesetaraan gender, untuk memberikan peluang yang sama bagi wanita dalam hal pekerjaan maupun penghasilan. Penghapusan diskriminasi dan pelecehan seksual di tempat kerja adalah salah satu prioritas utama CPOPC, pernyataan itu menegaskan. 

Industri minyak sawit berkomitmen untuk pembangunan-berbasis manusia yang menempatkan kesejahteraan, penghormatan dan perlindungan hak-hak asasi manusia, termasuk hak-hak pekerja dan wanita, sebagai misi utama.  

“Sebagai bagian dari komitmen yang kuat dan transparansi, Sekretariat CPOPC akan turut menyebarluaskan hasil investigasi dari otoritas yang berkepentingan terkait dugaan pelanggaran ini,” CPOPC mengatakan.

Namun, ditegaskannya juga bahwa di lain pihak, CPOPC menolak dan akan melawan kampanye hitam atas industri minyak sawit yang dilakukan dengan berbagai motif dan kepentingan.

Baca lebih banyak tulisan oleh Bhimanto Suwastoyo.
Industri perhutanan? Kunjungi The Forest Scribe.
Share This