Bisnis Indonesia, 26 Maret 2019
Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) tidak berhasil keluar dari zona merah sepanjang perdagangan awal pekan ini, terutama dipicu oleh peningkatan produksi dan perselisihan antara Uni Eropa (UE) dengan produsen utama CPO, yaitu Indonesia dan Malaysia. Kedua negara serumpun itu tengah mempertimbangkan membatasi impor dari UE, sebagai balasan atas keputusan blok tersebut menghilangkan sawit dalam biofuel.
Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO kontrak Mei 2019 di Bursa Derivatif Malaysia berakhir melemah 1,25% atau 27,00 poin di level 2.140 ringgit per ton, meneruskan pengurangan sebesar 0,55% atau 12,00 poin di level 2.155 ringgit per ton pada pembukaan perdagangan. Adapun, sepanjang Senin (25 Maret), rata-rata harga CPO bergerak di level 2.140 ringgit per ton.