The Palm Scribe

Citigroup Membatalkan Pembiayaan Untuk Indofood

Photo Credit: Agence France-Presse (AFP)

Media melaporkan bahwa raksasa keuangan Amerika, Citigroup memutuskan untuk membatalkan pembiayaan kepada perusahaan makanan dan agribisnis raksasa Indonesia Indofood, menyusul keputusan mengundurkan diri perusahaan tersebut dari skema Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) awal tahun ini.

Anak perusahaan minyak kelapa sawit Indofood menarik diri dari RSPO setelah gagal menangani lebih dari 20 dugaan pelanggaran standar RSPO, dimana semuanya menyangkut perkebunan kelapa sawit yang dimiliki Indofood. Pembatalan Citigroup sebesar $140 juta tersebut merupakan kehilangan sumber dana terbesar kedua Indofood dari bank asing.

Indofood dan perwakilan Citigroup di Indonesia menolak memberikan komentar mereka kepada The Palm Scribe.

Seorang pengamat investasi perbankan di Jakarta mengatakan kepada The Palm Scribe bahwa beberapa investor mungkin telah meminta bank seperti Citigroup untuk tidak memberikan pinjaman kepada bisnis yang dianggap merusak lingkungan. Langkah seperti itu, sebenarnya “tidak adil karena negara di mana sumber pendapatan dolar terbatas seperti Indonesia, bagaimana mereka dapat mengimbangi kerugian (dari kehilangan pendanaan semacam itu).”

Bank mungkin tidak punya pilihan selain tunduk pada tekanan dari para investor besar ini. “Karena jika mereka masih ingin melakukan bisnis (memberikan pinjaman) yang melibatkan perusahaan berbasis CPO, investor dapat menarik uang mereka dan memindahkannya ke bank lain yang akan melarang CPO tersebut”, kata sumber itu.

Indofood adalah perusahaan makanan terbesar di Indonesia, dengan kapitalisasi pasar mencapai 4 miliar dollar dan merupakan perusahaan inti dari Grup Salim, yang memiliki cadangan besar lahan kelapa sawit di Indonesia. Investigasi RSPO terhadap perkebunan kelapa sawit yang dioperasikan oleh anak perusahaan Indofood dipicu oleh keluhan yang dibuat oleh Rainforest Action Network (RAN), International Rights Rights Forum (ILRF) dan OPPUK, sebuah organisasi hak buruh Indonesia pada Oktober 2016. Beberapa investigasi yang dilakukan oleh RAN, OPPUK, dan ILRF, RSPO dan badan akreditasinya, mengkonfirmasi adanya praktik perburuhan yang eksploitatif.

Pada bulan April, 56 investor dengan aset sekitar $ 7,9 triliun, menyoroti dukungan mereka untuk RSPO dan meminta perusahaan-perusahaan di seluruh rantai nilai minyak kelapa sawit, termasuk bank, untuk secara terbuka mengadopsi dan menerapkan kebijakan Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, dan Tanpa Eksploitasi (NDPE).

Share This