
Boeing, salah satu produsen pesawat terbang komersial terkemuka di dunia, telah menetapkan target yang ambisius untuk mendorong keberlanjutan jangka panjang dari penerbangan komersial, dengan berkomitmen untuk membuat pesawat komersil yang mampu terbang menggunakan bahan bakar berkelanjutan yang 100 persen murni pada tahun 2030.
“Industri dn pelanggan kami komit untuk menghadapi perubahan iklim dan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan merupakan solusi teraman dan paling terukur untuk mengurangi emisi karbon dari penergangan di dasawarsa-dasawarsa mendatang,” demikian Presiden sekaligus CEO Boeing Commercial Airplanes Stan Deal mengatakan dalam laporan yang diunggah pada laman resmi Boeing.
“Kami berkomitmen untuk bekerja dengan para regulator, perusahaan mesin pesawat dan para pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa pesawat-pesawat kami dan pada akhirnya industri kami dapat sepenuhnya terbang dengan menggunakan bahan bakar jet yang berkelanjutan..” imbuh Deal. Boeing mengatakan perusahaan itu telah sukses melakukan uji coba penerbangan yang menggantikan bahan bakar jet dari petroleum dengan bahan bakar yang 100 persen berkelanjutan sebagai bagian dari usaha untuk mengatasi tantangan urgen dari perubahan iklim.
Bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan dapat dibuat dari berbagai sumber, termasuk minyak nabati seperti dari sawit dan kedelai atau tanaman non-pangan, minyak dan lemak hewani, limbah pertanian dan perhutanan, limbah rumah tangga yang tidak dapat didaur ulang, gas buangan pabrik industrial dan sumber -sumber lainnya, Keberlanjutan dari bahan bakar akan dipastikan melalui sertifikasi keberlanjutan yang kuat dan kredibel melalui organisasi pihak ketiga seperti misalnya Roundtable on Sustainable Biomaterials.
Menurut Air Transport Action Group, Kementerian Energi Amerika Serikat serta beberapa penelitian ilmiah lainnya, bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 80 percent selama siklus kehidupannya, bahkan memiliki potensi untuk mengurangi emisi tersebut 100 persen di masa mendatang. Pada saat ini rasio campuran terbesar yang diperbolehkan antara bahan bakar jet konvensional dan bahan bakar berkelanjutan adalah 50/50.
Boeing mengatakan bahwa komitmen perusahaan adalah menentukan perubahan apa yang diperlukan bagi pesawat terbang komersialnya sekarang maupun di masa mendatang agar dapat terbang dengan menggunakan bahan bakar berkelanjutan 100 persen, dan juga untuk bekerja dengan regulator yang berwenang serta industri secara keseluruhan untuk meningkatkan batas campuran bahan bakar.
“Dengan sejarah panjang inovasi dalam bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan, memperoleh sertikasi bagi keluarga pesawat tervang kami untuk tergang dengan bahan bakar berkelanjutan 100 persen memajutan lebih lanjut komitmen mendalam Boeing untuk berinovasi dan beroperasi agar dunia menjadi lebih baik,” katra Chris Raymond, Chief Sustainability Officer Boeing dalam unggahan yang sama. “Bahan bakar penerbangan berkelanjutan telah terbukti, dengan penggunaan sehari hari, memiliki potensi yang terbesar dan langsung untuk mengurangi emisi karbon dalam jangka pendek maupun panjang jika kita semua bekerja sama sebagai suatu industri.”
Boeing merupakan pelopor dalam mewujudkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dengan bermitra secara global dengan maskapai penerbangan, industri, pemerintahan dan lembaga penelitian untuk memperluas pasokan yang masih terbatas dan untuk menekan biaya bahan bakar. Boeing memulai uji coba penerbangan menggunakan biofuel di tahun 2008 dan telah mendapatkan persetujuan untuk penggunaan bahan bakar berkelanjutan di tahun 2011. Di tahun 2018, program uji coba penerbangan eco Demonstrator Boeing mengadakan penerbangan perdana pesawat terbang komersial yang menggunakan bahan bakar berkelanjutan 100 persen dengan pesawat kargo 777, dengan bekerja sama dengan perusahaan FedEx Express.